Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Keberhasilan Diet, Nanda Hampir Menyerah karena Mau Makan Enak

Kompas.com, 4 November 2024, 22:14 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com – Perjalanan diet tidak selamanya berjalan mulus tanpa hambatan. 

Hal ini dirasakan oleh seorang warga Surabaya, Jawa Timur, bernama Nanda (32). Selama menjalani diet sepanjang tahun 2021, ia mengaku hampir menyerah.

“Kesulitannya waktu diet itu nahan godaan untuk makan makanan enak,” ungkap dia kepada Kompas.com, Minggu (3/11/2024).

Baca juga: Cerita Diet Nanda, Jalani Hidup Sehat karena Sering Sakit-sakitan

Sebelum memulai perjalanan dietnya pada April 2021, pola makan Nanda terbilang berantakan. Ia pun gemar menyantap junk food.

Di sisi lain, sepanjang tahun 2018 sampai Februari 2021, ia sering sakit, yang mana kondisi ini turut memengaruhi kesehatan mentalnya.

Alhasil, Nanda sering bolak-balik ke rumah sakit dan psikiater. Bahkan, pada tahun 2020, ia harus menjalani dua operasi karena mengidap kista payudara.

Menjaga pola makan

Saat pertama kali menjalani program diet, Nanda tidak didampingi oleh ahli gizi maupun personal trainer. Berbekal pengetahuan seadanya, Nanda menyusun sendiri pola makan dan rutinitas olahraganya.

Akan tetapi, ini hanya berjalan selama sekitar dua bulan. Sebab, beratnya tidak kunjung turun dan tetap berada pada angka 70 kilogram.

“Karena bawaannya jadi lapar mulu, jadi sempat off diet. Dan aku merasa bosan di gerakan olahraganya, dan ngerasa kayak enggak ada progres,” ungkap Nanda.

Meski begitu, ia tidak patah semangat. Nanda memutuskan untuk menyewa jasa personal trainer untuk memandunya berolahraga di rumah.

Ini berjalan selama sekitar satu bulan, sebelum ia berolahraga di gym dengan personal trainer yang sama sekitar tiga bulan, dan lanjut berolahraga sendiri di gym karena telah memahami tekniknya.

Hampir menyerah

Usahanya membuahkan hasil. Nanda berhasil menurunkan berat badan, mengubah pola makan, dan meningkatkan kualitas hidupnya. Namun, bukan berarti perjalanannya mulus.

“Pernah ada momen hampir nyerah waktu itu, karena aku makannya benar-benar bersih. Jadi kesulitannya nahan godaan makanan enak, apalagi yang manis dan gurih,” tutur dia.

Baca juga: Berhasil Menurunkan Berat Badan, Nanda Lanjutkan Hidup Sehat untuk Membentuk Otot

Saat itu, Nanda juga menerapkan cheat day selama satu hari dalam seminggu, tapi Nanda yang masih dalam program diet kala itu tetap merasa kurang puas.

Bahkan, ia sempat kalap dengan tidak membatasi porsi makanan “kotor” yang disantap. Pada akhirnya, beratnya kembali naik satu sampai dua kilogram.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau