Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netflix, Spotify, dan Platform Streaming Kena PPN 12 Persen, Konsumen Tetap Berlangganan?

Kompas.com, 19 Desember 2024, 19:19 WIB
Rebecca Rosevanya Johanna Rudiansyah,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia resmi memberlakukan kebijakan baru mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen untuk sejumlah barang dan jasa, mulai 1 Januari 2025.

Kebijakan ini diperkirakan akan mempengaruhi biaya langganan aplikasi streaming, baik itu  film seperti Netflix atau musik seperti Spotify.

Lalu, apakah masyarakat tetap berlangganan dengan biaya yang lebih besar tahun depan?

Baca juga: Kenaikan PPN 12 Persen mulai 2025, Bikin Pekerja Jadi Lebih Rentan Stres?

Netflix dan Spotify kena PPN 12 persen, beralih atau tetap langganan?

Seorang mahasiswa, Pratama (20 tahun), misalnya, mengatakan bahwa selama ini ia berlangganan berbagai aplikasi streaming film dengan cara patungan bersama teman-temannya untuk dipakai bersama.

Biaya itupun baginya masih terasa cukup mahal, sehingga kenaikan biaya tahun depan turut membuatnya cemas, terutama karena ia senang menonton film dan serial.

"Bayarnya patungan sama teman, jadi satu akun dipakai ramai-ramai. Tapi itu pun juga masih cukup mahal," ujarnya kepada Kompas.com di Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).

Baca juga: PPN Naik 12 Persen, Apakah Pekerja Semakin Mengejar Pekerjaan Bergaji Tinggi?

Ia pun mempertimbangkan untuk berhenti berlangganan ketika harga langganan aplikasi streaming film yang digunakannya naik. Sebab, ketika PPN 11 persen saja, biaya langganan buatnya sudah cukup membebani.

"Apalagi nanti nih, saat naik jadi 12 persen akan mempertimbangkan lagi apakah akan lanjut berlangganan dengan yang sekarang atau tidak," curhatnya.

Reynaldy (kiri) dan Pratama (kanan) di Institut Francais Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis (19/12/2024).Kompas.com/Rebecca Rosevanya Reynaldy (kiri) dan Pratama (kanan) di Institut Francais Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis (19/12/2024).

Hal senada diungkapkan oleh pelajar SMA, Bella (17 tahun) yang kini juga sedang berlangganan salah satu aplikasi streaming.

Jika tarif langganan streaming naik tahun depan, ia berpikir untuk lebih jarang berlangganan dan fokus pada sekolah.

"Aku akan lebih jarang berlangganan sih, karena kebetulan juga sekarang aku mau fokus sekolah dulu," ujar Bella kepada Kompas.com di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis.

Baca juga: PPN 12 Persen, Klinik Kecantikan Harap-harap Cemas

Sementara itu, Angel (20 tahun) mengatakan dirinya akan tetap berlangganan meskipun kenaikan harganya cukup signifikan.

"Pasti bakal lanjut, mau enggak mau. Karena semua film atau series yang aku suka ada di aplikasi yang aku pakai saat ini, jadi aku akan tetap berlangganan," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau