Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com – Terkadang tidak semua anak bisa melakukan bonding time dengan kedua orangtua. Ada anak yang lebih sering bonding time dengan ibunya, ada yang lebih sering dengan ayahnya.
Namun, apakah hal tersebut efektif untuk menunjang perkembangan anak? Apakah ayah dan ibu harus sama-sama terlibat dalam bonding time dengan buah hati?
Baca juga: Jakarta Family Walk Siap Digelar, Banyak Aktivitas Bonding dengan Anak
“Fokusnya bukan equal, tapi ayah dan ibu bisa saling ngobrol, ibu punya kelebihan apa sehingga hal lain diambil oleh ayah, diajarkan oleh ayah,” ucap Co-founder BN Montessori, psikolog Pritta Tyas, M.Psi., di Decathlon Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2025).
Menurut Pritta, peran ayah dan ibu dalam bonding time sama pentingnya, terutama ayah. Sebab, figur ayah dapat memotivasi anak untuk lebih mendalami sesuatu yang diminatinya.
Ini berkaitan dengan figur ibu yang terlalu mengkhawatirkan anaknya. Ibu terlalu sering melarang anak melakukan beberapa hal, alias terlalu banyak omongan, “Aduh, jangan begitu! Aduh, jangan begini!”.
Baca juga:
Rough and tumble play bisa dicoba untuk bonding time anak dengan ayahnya. Pritta menuturkan, ada istilah bernama rough and tumble play yakni bentuk permainan yang sering dilakukan oleh ayah dan anaknya.
“Makanya ada riset tentang rough and tumble play. Ini kayak, anak ditaruh di kaki kita, lalu kita goyang-goyang dengan posisi kita tertidur. Atau anak diposisikan kayak main pesawat-pesawatan,” kata dia.
Bentuk permainan yang dilakukan dalam rough and tumble play bersifat fisik, seperti memanjat, bergulat, berguling-guling di lantai, atau tinju.
Co-founder BN Montessori dan portal belajar parenting Good Enough Parents, psikolog Pritta Tyas, M.Psi. (kanan), saat peluncuran Jakarta Family Walk di Decathlon Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2025).Pada bayi dan balita, contoh permainannya adalah kuda-kudaan, menari-nari, dan diangkat lalu diputar.
Anak memang bisa melakukannya dengan ibu. Namun, ketika dimainkan dengan ayah, suasananya menjadi lebih seru dan menyenangkan.
Salah satu faktornya karena ayah memiliki lebih banyak energi dibandingkan ibu, selain kekhawatiran yang terlalu berlebihan dari ibu.
“Kenapa kok ayah bisa memunculkan motivasi? Karena ada aktivitas-aktivitas yang anak akan bisa kuasai dengan lebih baik ketika pendampingnya itu ayah,” tutur Pritta.
Baca juga: Bonding Time Bantu Perkembangan Emosi Anak, Jangan Anggap Remeh
View this post on Instagram