Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 18 Juli 2025, 22:04 WIB
Rafa Aulia Febriani ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berapa kali sebaiknya keramas dalam seminggu? Sebab, ada yang keramas setiap hari karena tidak tahan rambut lepek. Ada pula yang keramas beberapa hari sekali agar rambutnya tidak kering. 

Head of Marketing Kerastase Indonesia, Nestya Sedayu menuturkan, jawabannya tergantung kondisi kulit kepala dan jenis rambut masing-masing.

Baca juga:

"Enggak ada patokan harus berapa kali, yang penting tahu kondisi kulit kepala kita kayak apa," ujar Nestya dalam peluncuran produk Kerastase di Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2025).

Berapa kali keramas yang baik?

Cek apakah kulit kepalamu bermasalah

Berapa kali sebaiknya keramas dalam satu minggu? Simak jawabannya berikut ini.Shutterstock/Mr.Cheangchai Noojuntuk Berapa kali sebaiknya keramas dalam satu minggu? Simak jawabannya berikut ini.

Nestya melanjutkan, masyarakat kerap salah fokus karena biasanya mereka hanya fokus merawat batang rambut, padahal masalahnya ada di kulit kepala.

"Rambut lepek, berminyak, atau gampang rontok, itu biasanya bukan karena rambutnya, tapi kulit kepalanya yang bermasalah," kata Nestya.

Dengan demikian, sebelum memutuskan frekuensi keramas dalam satu minggu, coba kenali dulu kondisi kulit kepalamu.

Boleh keramas setiap hari, asal..

Berapa kali sebaiknya keramas dalam satu minggu? Simak jawabannya berikut ini.PEXELS/SCANDINAVIAN Berapa kali sebaiknya keramas dalam satu minggu? Simak jawabannya berikut ini.

Keramas setiap hari sebenarnya tidak dilarang. Namu, pastikan juga kamu pakai sampo yang gentle (lembut) dan sesuai kebutuhan.

"Kalau rambutnya lagi rontok, jangan pakai sampo yang keras. Pilih yang gentle, biar enggak bikin kulit kepala iritasi," sarannya. 

Nestya melanjutkan, sering keramas tidak membuat rambut rusak, justru cara keramas yang salah menjadi penyebabnya. 

Misalnya, saat mencuci rambut, sebaiknya gunakan ujung jari untuk memijat kulit kepala, bukan kuku. Selain itu, usahakan memakai air hangat, bukan air panas, agar kelembapan rambut tetap terjaga.

Setelah keramas, penting juga untuk menggunakan kondisioner. Langkah ini sering dianggap sepele, padahal membantu menjaga kelembapan batang rambut, terutama buat kamu yang rambutnya mudah kering atau frizzy

Singkatnya, jika disamakan dengan wajah yang harus diberi pelembap setelah dibersihkan, hal yang sama juga berlaku untuk rambut. 

Frekuensi keramas juga dipengaruhi aktivitas harian

Berapa kali sebaiknya keramas dalam satu minggu? Simak jawabannya berikut ini.Freepik/jcomp Berapa kali sebaiknya keramas dalam satu minggu? Simak jawabannya berikut ini.

Frekuensi keramas juga bisa disesuaikan dengan rutinitas harianmu. Kalau sering berolahraga, mengendarai motor, atau tinggal di kota yang penuh polusi, mungkin memang perlu keramas setiap hari.

Kendati demikian, kalau aktivitas kamu lebih banyak di dalam ruangan dan tidak banyak berkeringat, dua atau tiga kali seminggu sebenarnya cukup.

Intinya, kulit kepala harus tetap bersih, tapi jangan sampai jadi kering bahkan iritasi gara-gara terlalu sering keramas dengan produk yang tidak cocok.

Baca juga:

Bukan soal angka, tapi kebutuhan

Tak perlu ikut-ikutan orang lain soal berapa kali keramas. Setiap orang punya kebutuhan yang berbeda.

"Yang penting, pahami sinyal dari kulit kepala kamu. Gampang berminyak, gampang gatal, atau malah kering? Itu bisa jadi acuan untuk atur frekuensi keramas," ucap Nestya.

Keramas itu penting, tapi jangan asal. Soal berapa kali keramas dalam seminggu bisa disesuaikan dengan aktivitas dan kebutuhan. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau