Penulis
KOMPAS.com – Pernah merasa pasangan tampak menjaga jarak ketika hubungan mulai terasa dekat?
Atau justru Anda sendiri yang sulit terbuka saat seseorang mencoba lebih mengenal diri Anda?
Dalam psikologi, fenomena ini berkaitan dengan avoidant attachment, salah satu gaya keterikatan dalam teori psikologi modern.
Menurut psikolog Medwin Wisnu Prabowo, M.Psi., Psikolog, CH, CHt, avoidant attachment merupakan salah satu dari empat attachment style yang menggambarkan cara seseorang menjalin dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, baik dalam pertemanan, hubungan kerja, maupun percintaan.
"Attachment style itu adalah gaya atau cara kita berinteraksi dengan orang lain," kata Medwin dalam siaran Radio Kesehatan Kemenkes RI, dikutip pada Minggu (5/10/2025).
Baca juga: 7 Dampak Psikologis yang Bisa Dialami Korban Gaslighting dalam Hubungan
Istilah attachment pertama kali diperkenalkan oleh psikolog John Bowlby untuk menggambarkan hubungan emosional antara anak dan pengasuhnya.
Hubungan awal inilah yang kelak memengaruhi cara seseorang menjalin hubungan di masa dewasa.
Psikolog Medwin menyebut orang dengan tipe avoidant cenderung menarik diri dari hubungan yang terlalu dekat.
Mereka merasa tidak nyaman dengan keintiman, dan bisa jadi menghindari kedekatan emosional.
Tipe ini sering muncul karena kebutuhan emosional anak tidak terpenuhi, meskipun secara materi mereka tercukupi.
Anak merasa tidak dicintai secara emosional, sehingga terbiasa menjaga jarak.
Mengutip Medical News Today, avoidant attachment adalah gaya keterikatan tidak aman (insecure attachment) yang terbentuk saat anak dibesarkan oleh pengasuh yang kurang responsif secara emosional.
Anak belajar menekan kebutuhannya akan kedekatan karena takut ditolak atau diabaikan.
Sebagai orang dewasa, individu dengan gaya ini cenderung menghindari keintiman emosional.
Mereka bisa terlihat mandiri, rasional, bahkan “dingin”, padahal di balik itu tersimpan kecemasan untuk tidak terlalu bergantung pada orang lain.