Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Laki-laki dari Keluarga Harmonis Juga Bisa Jadi Sosok Fatherless, Psikolog Ungkap Sebabnya

Kompas.com, 26 Oktober 2025, 22:43 WIB
Aliyah Shifa Rifai,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Anak laki-laki yang tumbuh dalam keluarga harmonis, rupanya juga memiliki kemungkinan untuk tumbuh sebagai sosok ayah fatherless terhadap anaknya kelak.

Psikolog Klinis, Widya S. Sari, M.Psi., menjelaskan bahwa setiap anak membawa dinamika dan pengalaman yang berbeda dalam proses tumbuhnya.

“Tidak ada orang yang kebal dengan masalah,” ungkap Widya saat berbincang dengan Kompas.com di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (23/10/2025).

Lingkungan keluarga yang positif memang menjadi faktor pelindung bagi seorang anak, tetapi tidak menjamin ia terbebas dari masalah emosional di masa depan.

Baca juga: Anak Fatherless Bisa Baru Sadar Saat Dewasa, Ini Alasannya Menurut Psikolog

“Jadi, orang yang berangkat dari keluarga harmonis itu punya faktor suportif dan protektif yang besar. Artinya, peluang dia untuk jadi output positif lebih besar. Tapi bukan berarti dia tidak ada peluang untuk jadi negatif,” jelas Widya.

Di sisi lain, kondisi fatherless pada anak sering dipandang sebagai siklus yang terjadi secara berulang.

Seorang anak yang tumbuh dalam keluarga fatherless terkadang dianggap akan menjadi ayah yang fatherless juga ketika kelak berkeluarga.

Baca juga: Apa Penyebab Seseorang Gampang Panik? Ini Penjelasan Psikolog

Faktor lingkungan yang mengubah seseorang menjadi sosok fatherless

Namun pada kenyataannya, anak tidak hanya belajar dari apa yang ia lihat di rumah, tetapi juga dari pengalaman sosial yang ia temui di luar, seperti di sekolah atau lingkungan kerja. Hal-hal tersebut memengaruhi caranya memandang dunia.

“Karena kan seiring usia, dia belajar dari lingkungan. Siapa tahu di rumah harmonis, ternyata ketemunya berbeda dengan yang di luar sana,” ujar Widya.

Keluarga harmonis memang punya peluang lebih besar untuk membentuk anak yang kuat mental dan percaya diri. Namun, tetap perlu berhati-hati di ingkungan sosial.

“Harus lebih selektif dalam memilih lingkungan,” pesan Widya.

Dengan demikian, keluarga yang tampak baik-baik saja pun tetap perlu memastikan anak mendapatkan dukungan emosional yang utuh, bukan hanya materi dan perhatian formal.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau