KOMPAS.com – Creative block (buntu ide) atau burnout (lelah berlebihan akibat stres) bisa muncul dalam proses kreatif. Salah satunya bagi mereka yang menggambar atau melukis dalam keseharian.
Lantas, bagaimana cara mengatasi creative block atau burnout? Simak penjelasannya.
Baca juga:
Ilustrator, Chenny Aviana, dan karyanya di Museum Speaking of Skin di Bintaro Jaya Xchange Mall, Tangerang Selatan, Jumat (14/11/2025).Bagi ilustrator Chenny Aviana, cara menghadapi masa-masa tersebut bukan dengan berhenti, melainkan tetap bergerak perlahan bersama prosesnya.
“Kalau aku jujur aja, aku gambar terus aja, aku paksa. Soalnya kalau misalkan aku diemin, biasanya aku malah jadi semakin males,” ucap Chenny saat ditemui dalam acara Museum Speaking of Skin di Bintaro Jaya Xchange Mall, Tangerang Selatan, Jumat (14/11/2025).
Chenny memilih untuk tetap menggambar meskipun hasilnya tidak selalu memuaskan. Baginya, yang penting adalah menjaga gerakan tangan agar tetap aktif.
“Jadi, biasanya aku mencoba menggambar terus, walaupun jelek enggak apa-apa. Yang penting aku gambar terus, biar jadi semakin luwes lagi gitu,” tuturnya.
Meski begitu, ia mengakui bahwa setiap orang memiliki caranya sendiri dalam mengatasi creative block. Chenny hanya merasa bahwa berhenti sesaat bisa membuatnya semakin sulit untuk memulai kembali.
“Kalau aku sendiri, kalau misalkan aku stop sedikit aku takutnya nanti malah aku jadi keterusan males,” terangnya.
Baca juga:
Saskia Gita Sakanti, ilustrator yang mengangkat tema womanhood dalam karya lukisnya.Sementara itu, ilustrator Saskia Gita Sakanti menawarkan perspektif yang berbeda. Menurutnya, burnout antara fisik dan mental membutuhkan penanganan yang tidak sama.
“Kalau aku sebenarnya tergantung jenis burnout-nya itu gimana. Kalau fisik, pasti aku harus istirahat dulu. Karena tanganku cuma dua,” kata Sakanti dalam kesempatan yang sama.
Ia pernah mengalami masa ketika terlalu memaksakan diri hingga berujung rasa sakit yang membekas. Pengalaman itu membuat Sakanti lebih peka terhadap sinyal yang diberikan tubuhnya.
“Aku tuh ada momen di mana dulu sempat memaksa (menggambar) dan tanganku tuh sakit banget,” ungkapnya.
Dengan demikian, ketika burnout bersifat fisik, Sakanti memilih berhenti sejenak.
“Jadi sebenarnya kalau misalnya burnout secara fisik, aku emang harus memaksa diri buat istirahat,” ucapnya.