Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Metode Montessori Tak Memisah Kelas Berdasarkan Usia? Ini Penjelasan Pakar

Kompas.com, 18 November 2025, 11:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu ciri sekolah Montessori adalah anak-anak tidak dipisah berdasarkan usia. Anak berusia tiga sampai enam tahun berada di kelas yang sama, mengapa demikian?

“Anak usianya itu digabung, usia tiga sampai enam tahun digabung. Kenapa bisa? Karena mereka fokus di kegiatannya masing-masing,” kata pakar di Tentang Anak, psikolog Gianti Amanda, M.Psi. T, Montessori, diploma, saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga:

Untuk diketahui, Montessori adalah metode belajar atau pendekatan pembelajaran yang berfokus anak-anak, dan kesempatan anak untuk bebas eksplorasi, mencoba, melakukan hal-hal secara mandiri.

Sekolah Montessori tidak memisahkan anak berdasarkan usia

Sekolah Montessori tidak memisahkan kelas berdasarkan usia anak. Ketahui alasannya dan manfaatnya menurut pakar.Freepik Sekolah Montessori tidak memisahkan kelas berdasarkan usia anak. Ketahui alasannya dan manfaatnya menurut pakar.

Metode pendidikan Montessori menitikberatkan pada kemandirian. Untuk menunjang hal tersebut, guru perlu melakukan observasi mendalam pada kemampuan masing-masing anak.

Berdasarkan hasil observasi, guru bisa menghadirkan alat peraga yang menunjang kegiatan pembelajaran, seperti menara silinder, kubus binominal, dan menara merah muda.

Ruangan seperti ini membuat anak lebih percaya diri dalam melakukan eksplorasi mandiri lantaran mereka sudah tahu apa yang ingin dilakukan, dipelajari, dan dimainkan. Semuanya sudah tersedia.

“Sekolah yang benar-benar menerapkan metode Montessori, anak-anak di kelasnya itu asyik sendiri karena mereka sudah tahu mau melakukan apa, belajar apa, main apa, dan kelasnya cenderung tenang karena mereka lagi konsentrasi dan fokus,” tutur Gianti.

Baca juga:

Anak belajar bersosialisasi

Co-owner dari Amanda Montessori dan Bandung Montessori School ini melanjutkan, orangtua tidak perlu khawatir anak belajar hal-hal yang jauh di atas usianya, mengingat sudah ada penyesuaian alat peraga di ruang kelas.

Namun, bukan berarti anak-anak sepenuhnya asyik sendiri dan fokus pada tugasnya. Mereka juga saling berinteraksi, bahkan menganggap teman sekelasnya seperti adik atau kakaknya.

“Adik-adik yang usia tiga tahun bisa mengobservasi kakak-kakaknya sudah bisa melakukan hal-hal apa, ‘Oh nanti aku juga bisa kayak begitu’. Atau kakak-kakaknya bisa belajar sabar ketika mereka perlu gurunya, tapi guru lagi nolongin yang kecil-kecil dulu,” terang Gianti.

Ditambah lagi, rata-rata anak dalam rentang usia tiga sampai enam tahun juga memiliki kakak atau adik dalam rentang usia tersebut.

Dengan demikian, bersosialisasi dengan lebih banyak anak yang usianya di bawah atau di atas mereka, dapat membantu mereka lebih bisa berinteraksi dengan kakak atau adiknya di rumah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau