Penulis
KOMPAS.com - Menurunkan berat badan termasuk langkah penting bagi penderita diabetes, salah satunya dengan olahraga. Namun, jenis olahraga yang dipilih sebaiknya tepat dan aman.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD menuturkan, penting untuk berfokus pada pembakaran lemak.
Baca juga:
"Di badan kita itu ada otot, tulang, air, lemak, yang mau kita bakar kan lemaknya," kata dr. Dicky, dilansir dari Antara, Selasa (18/11/2025).
Tidak hanya itu, sebaiknya berhati-hati jika mengalami penurunan berat badan drastis. Dr. Dicky mengingatkan bahwa kondisi ini biasanya diikuti pengurangan massa otot.
"Kalau turun berat badan terlalu drastis, biasanya masa ototnya juga berkurang," ucap dia.
Padahal massa otot sangat penting untuk menjaga metabolisme tubuh agar tetap optimal. Otot juga mendukung kontrol gula darah yang lebih baik.
Oleh sebab itu, latihan yang tepat tidak hanya membakar kalori, tapi juga mempertahankan atau meningkatkan massa otot.
Baca juga:
Dr. Dicky menyarankan kombinasi latihan aerobik dan resistance training untuk melatih otot. Keduanya berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mendukung tujuan penurunan berat badan.
"Aerobik sama resistance training masuk. Karena resistance training harus masuk, kalau enggak itu masa ototnya turun terus," kata dia.
Latihan aerobik bisa dilakukan minimal lima kali seminggu. Sementara itu, resistance training dilakukan dua sampai tiga kali seminggu.
Baca juga:
Simak rekomendasi latihan aman untuk menurunkan berat badan bagi penderita diabetes menurut dokter. Tak cukup dengan aerobik.Selain jenis latihan, durasi olahraga juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan program penurunan berat badan.
Dr. Dicky menjelaskan, jika tujuannya menurunkan berat badan, durasi olahraga yang ideal minimal 30 menit. Lebih baik bila bisa mencapai 45 menit.
"Itu dinaikkan secara bertahap aja, enggak usah dipaksakan, yang penting sustain dan ada progresnya. Mau treadmill atau jalan cepat boleh," tuturnya.
Di luar aktivitas fisik, dr. Dicky menekankan pentingnya pengaturan pola makan. Prinsip utama menurunkan berat badan, lanjutnya, adalah memastikan terjadi defisit energi. Tubuh harus mengeluarkan lebih banyak kalori daripada yang masuk.
Menurutnya, cara paling mudah menciptakan defisit energi adalah dengan mengurangi asupan makanan.
"Paling mudah sebenarnya mengurangi asupan makanan karena itu dampaknya paling besar. Misalkan kita mau mengurangi 200 kalori makanan, kan gampang, mengurangi satu gorengan, kan ada 200 kalori, dibandingkan harus lari lima kilo misalkan," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang