KOMPAS.com - Pada 10 Desember 2025, dunia sastra kehilangan salah satu penulis terkemuka, Sophie Kinsella, yang meninggal di usia 55 tahun setelah berjuang melawan glioblastoma, jenis kanker otak yang sangat agresif.
Kinsella, yang dikenal lewat seri Shopaholic yang mendunia, membuka diri tentang perjalanan perawatan kanker yang ia jalani hingga menjadikannya inspirasi bagi karya terakhirnya, What Does It Feel Like? yang dirilis pada tahun 2024.
Meski usianya relatif muda, penyakit ini menunjukkan betapa berbahayanya glioblastoma dan betapa pentingnya pemahaman akan kanker otak ini.
Baca juga: Lari Ultramaraton di Atas 50 Km dan Risiko Kanker Usus Besar
Glioblastoma adalah salah satu jenis kanker yang paling agresif, termasuk dalam kategori tumor otak grade IV.
Dikutip dari Roswell Park Comprehensive Cancer Center, glioblastoma dikenal karena pertumbuhannya yang cepat dan kemampuannya untuk menyerang jaringan otak sehat di sekitarnya.
Glioblastoma dapat berkembang dengan cepat, menghancurkan sel-sel sehat, dan menyebar luas di jaringan otak, yang membuat pengobatannya sangat menantang.
“Glioblastoma merupakan tumor otak yang sangat agresif, yang tumbuh dengan cepat dan seringkali membutuhkan perawatan intensif seperti pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi,” jelas Dr. Lindsay Lipinski, seorang ahli neurobedah dan onkologi di Roswell Park Comprehensive Cancer Center.
Meskipun glioblastoma jarang terjadi pada orang muda, faktor genetik, usia, dan paparan lingkungan dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap jenis kanker ini.
Glioblastoma seringkali muncul secara tiba-tiba, dan gejalanya bisa berkembang dengan sangat cepat, seperti:
Baca juga: Jalani Pengobatan Baru, Pasien Kanker Otak Alami Kesembuhan
Melansir US Magazine, Sophie Kinsella pertama kali mengumumkan bahwa ia didiagnosis dengan glioblastoma pada tahun 2022. Sejak saat itu, ia menghadapi penyakit ini dengan keberanian luar biasa.
Dalam unggahannya di Instagram pada Juni 2025, Kinsella berterima kasih kepada keluarga, teman-teman, dan pembaca yang mendukungnya sepanjang perjalanan perawatan.
“Sejak diagnosis glioblastoma saya pada 2022, saya dikelilingi oleh cinta dan dukungan dari banyak teman, keluarga, dan pembaca di seluruh dunia,” tulisnya.
Kinsella juga menunjukkan dukungannya terhadap Brain Tumour Charity, organisasi yang berfokus pada penelitian dan uji klinis yang dapat membantu mereka yang terkena dampak kanker otak ini.
“Kanker otak adalah penyakit yang sangat sulit diobati, dan membutuhkan lebih banyak penelitian,” tambahnya, yang menunjukkan betapa pentingnya kesadaran dan dukungan untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini.
Baca juga: BPOM Cabut Izin Edar 23 Kosmetik dan Skincare Berbahaya, Bisa Picu Kanker
Glioblastoma adalah jenis kanker otak yang sangat sulit diobati karena kemampuannya untuk menyebar ke seluruh bagian otak.