Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

5 Kunci Pernikahan Bahagia

Kompas.com - 22/06/2012, 14:25 WIB
EditorDini

KOMPAS.com - Setiap orang yang menikah pasti mendambakan kehidupan pernikahan yang bahagia. Akan tetapi sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa kehidupan pernikahan yang bahagia tidak cukup hanya mengandalkan cinta. Anda bisa mendapatkan pernikahan yang bahagia bila mengupayakan beberapa syarat berikut:

1. Menikah dengan pasangan yang punya pengeluaran sama
Uang merupakan salah satu masalah paling krusial dalam hidup berpasangan. Permasalahan akan semakin besar ketika Anda dan pasangan punya pandangan yang berbeda tentang pengeluaran. Ketika orang yang boros menikah dengan orang yang sangat berhati-hati mengeluarkan uang, akan sering terjadi perbedaan pendapat dan mengorbankan pernikahan mereka.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Scott Rick dari University of Michigan's Ross School of Business, melakukan survei terhadap 1000 orang dewasa yang sudah menikah dan yang belum menikah. Hasil penelitian menunjukkan, ternyata masih banyak orang yang memilih pasangan dengan pandangan tentang uang yang berlawanan dengan mereka. Meski pasangan yang sifatnya berlawanan dianggap lebih romantis, namun dalam hal keuangan pasangan seperti ini akan sering mengalami konflik, dan kurang mengalami kepuasan dalam pernikahan dalam jangka panjang daripada mereka yang pasangannya juga suka belanja.

"Meskipun pasangan yang sama-sama boros akan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan dengan yang hemat, namun tingkat perdebatan tentang uang akan bisa diminimalisasi," ungkap Rick.

2. Sering bercinta
Setiap orang memiliki sifat negatif, termasuk pasangan Anda. Akan tetapi, sebagai pasangan yang baik sudah sepantasnya Anda memahami dan mengerti akan sifat buruknya untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia.

Sebuah penelitian yang dilakukan Michelle Russell dan James McNulty dari University of Tennessee mengungkapkan, ada satu cara untuk meredam sifat buruk pasangan, yaitu dengan bercinta. Seks bisa menjadi jawaban untuk membuat pasangan menjadi lebih bahagia. Setelah beberapa tahun menikah, biasanya kehidupan seks akan semakin berkurang dibandingkan dengan pada masa awal pernikahan. Padahal pasangan yang sering bercinta lebih puas dan bahagia dalam pernikahannya daripada yang jarang berhubungan seks.

Sebuah survei yang dimuat dalam British Journal of Urology International mengungkapkan sebuah fakta bahwa pria yang berusia 50 tahun ternyata lebih puas dalam kehidupan seks mereka dibandingkan pria berusia 30-40 tahun. Pria usia 50 tahun ternyata memiliki tingkat kepuasan yang sama dengan pasangan yang berusia 20-29 tahun. Frekuensi dan kepuasan bercinta dinilai mampu melanggengkan pernikahan Anda.

3. Sering ungkapkan "terima kasih" dan "kita"

Pada tahun 2007 lalu, para peneliti dari Arizona State University mengadakan sebuah survei terhadap suami-istri tentang rasa penghargaan satu sama lain sebagai partner. Ternyata, cukup banyak pasangan yang sering mengucapkan atau melakukan perbuatan yang melambangkan rasa syukur dan terima kasih satu sama lain. Di luar itu, masih banyak orang yang agak sulit menghargai orang lain. Dalam hidup berpasangan, saling menghargai dan menyampaikan terima kasih terbukti membuat pasangan hidup rukun dan mengurangi tingkat kebencian terhadap pasangan. Pasangan yang saling menghargai juga merasa lebih puas dengan hubungan mereka dibandingkan mereka yang jarang mengucapkan terima kasih dan kurang menghargai pasangannya.

Selain ucapan "terima kasih", kebiasaan yang juga membuat pasangan merasa lebih bahagia adalah selalu mengucapkan "kita". Studi yang dimuat dalam Journal Psychology and Aging mengungkapkan, pasangan yang membahasakan diri dengan "kita" dan "kami" ternyata menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang lebih. Kata tersebut juga dinilai mampu menurunkan tingkat stres fisiologis dan perilaku negatif (marah) yang mungkin terjadi saat berbeda pendapat. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kata-kata egois seperti "aku", "kamu" dan "saya" selama berdebat justru akan membuat emosi semakin tinggi. Penggunaan kata ini juga berkaitan dengan ketidakpuasan dalam pernikahan.

4. Tidak mudah menyerah untuk bahagia
Terkadang kita merasa pasangan kita memiliki banyak sifat negatif. Namun, menurut penelitian yang dilakukan University of Tennessee, pernikahan justru bisa langgeng karena adanya beberapa perilaku negatif pasangan.

"Salah satu cara untuk berkembang dan meningkatkan kualitas pernikahan adalah dengan mengalami dan menghadapi masalah. Proses saling menyalahkan satu sama lain dan menyarankan pasangan untuk berubah ke arah yang lebih positif bisa membuat pernikahan jadi lebih baik," tukas psikolog James McNulty.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke