Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2012, 10:33 WIB

KOMPAS.com - Pola makan berubah saat berpuasa. Waktu makan hanya pada petang, malam hingga sahur pada dini hari. Setiap individu perlu menyesuaikan waktu makan dengan jumlah asupannya. Kebiasaan makan bukan hanya berubah namun juga berdampak berbeda pada setiap individu. Jika setelah dua minggu berpuasa ini, Anda masih bermasalah dengan pencernaan karena pola makan yang berubah, tandanya cara dan kebiasaan makan Anda masih belum tepat saat berbuka puasa dan sahur.

"Pahami kebiasan masing-masing saat berbuka puasa dan sahur. Setiap orang harus mengenali pola makan yang akan berbeda satu dengan lainnya. Jumlah dan jenis makanan saat berpuasa sama saja, bedanya hanya pada jadwal makan. Atur waktu makan antara berbuka puasa, malam dan sahur. Prinsipnya jangan berlebihan, terutama saat berbuka puasa," jelas Prof Dr Purwiyatno Hariyadi, pakar teknologi pangan dari IPB, dalam kegiatan berbuka puasa bersama Indofood di Bistro Boulevard Menteng, Jakarta, Rabu (1/8/2012).

Jumlah dan cara makan

Menurutnya, kebiasaan makan yang salah pada saat berbuka puasa terletak pada jumlah makanan, termasuk jumlah kalori yang berlebihan sehingga kadar gula darah meningkat cepat. Kecepatan makan juga menimbulkan masalah. "Semestinya makan pelan-pelan. Batalkan puasa dengan minum, mulai dengan yang manis untuk mengganti energi dan cairan tubuh namun tidak boleh berlebihan," jelas Direktur South East Asian Food Science dan Technology ini.

Cara makan yang keliru, dan kebiasaan makan saat berpuasa yang berlebihan saat berbuka atau sahur menimbulkan beberapa gangguan. Kalau Anda mendapati tubuh lemas, kurang energi, hingga masalah pencernaan seperti perut terasa kembung dan sulit buang air besar, tandanya pola makan Anda selama berpuasa belum tepat.

"Bagi waktu makan antara saat berbuka puasa, malam, dan sahur. Setiap orang bisa berbeda kebiasaan dan kebutuhannya. Dengan jumlah kalori sekitar 2000-2100 kalori perhari, dibagi dalam beberapa kali waktu makan, saat berbuka puasa hingga sahur," jelasnya.

Pilihan makanan dan minuman

Pembagian waktu makan yang tepat menentukan seberapa sehat tubuh Anda saat berpuasa. Tak hanya itu, pilihan makanan juga penting. Minum air putih dan makanan yang manis dapat menjadi pembuka puasa terbaik. Setelah membatalkan puasa dengan air putih, disarankan asup kurma sekitar lima butir. Meski begitu, buka puasa tak harus dengan air putih. Kuah seperti pada kolak juga bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang saat berpuasa 13-14 jam.

"Jumlah asupan air jangan berubah, sama seperti biasa, 8-9 gelas perhari, ini sudah termasuk jus buah dan kuah pada sayur atau kolak. Jumlah kalori perhari juga sama karena sebenarnya aktivitas harian tidak menurun. Jadi kalori harus terpenuhi, dan asupan cairan penting untuk mengganti cairan yang hilang dan energi, dan membantu mencegah dehidrasi," jelasnya.

Kurma menjadi pilihan terbaik untuk berbuka puasa, karena menurut Prof Purwiyatno, kurma mengandung gula tinggi tapi terlindungi serat makan yang larut oleh buah, sehingga pelepasan gula berlangsung perlahan ke tubuh atau tidak mendadak seperti makanan atau minuman manis lainnya.

Yang juga perlu diperhatikan saat berbuka adalah, jangan berlebihan makan dan minum manis karena akan membuat cepat kenyang dan membuat Anda justru tak nafsu makan. Catatan lainnya, mengonsumsi gorengan tidak disarankan karena prinsipnya, saat berbuka puasa mulai dengan makanan ringan yang bisa menggantikan energi.

Saat berbuka puasa sebaiknya Anda juga tidak langsung makan makanan berat. "Lambung dalam 13-14 jam dalam kondisi tidak aktif, jadi perlu waktu untuk mencerna enzim pencernaan. Jadi, mulailah berbuka puasa dengan makanan ringan yang tepat, juga bukan sekadar minum air putih saja," tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com