Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2013, 09:50 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com — Studi menemukan adanya hubungan antara makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil dan perilaku anak di kemudian hari. Jika bumil sering makan junk food, kecenderungannya anak akan berperilaku buruk, selain meningkatkan risiko kecemasan dan depresi pada anak-anak.

Sebanyak 23.000 ibu dan anak terlibat dalam penelitian yang masih berlangsung ini, yang diadakan oleh Deakin University di Melbourne, Australia, bekerja sama dengan peneliti Norwegia.

Studi ini menunjukkan, ibu hamil yang menjalani diet tak sehat berisiko melahirkan anak yang
mengalami masalah perilaku. Dengan kata lain, asupan nutrisi ibu hamil menentukan kesehatan mental dan fisik anak di kemudian hari.

Anak-anak yang sering mengonsumsi junk food juga berisiko mengalami peningkatan gejala depresi dan kecemasan, serta lebih agresif dan mudah mengalami tantrum.

Associate Professor Felice Jacka, salah satu peneliti, mengatakan, "Asupan nutrisi pada tahap awal kehidupan, termasuk pada janin, berkaitan dengan kesehatan fisik anak di kemudian hari, seperti risiko terkena penyakit jantung atau diabetes."

Studi ini merupakan yang pertama menyebutkan bahwa diet juga penting untuk kesehatan mental. "Kini semakin jelas bahwa diet berdampak pada kesehatan mental untuk semua tingkat usia," tambahnya.

Studi ini meneliti diet pada ibu hamil dan anak-anak di usia 18 bulan, juga tiga tahun. Gejala depresi, kecemasan, kelainan, dan ADHD pada anak juga diukur sejak usia 18 bulan, serta tiga dan lima tahun.

Faktor sosial ekonomi dan kesehatan mental orangtua tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Sebab, fokus utamanya adalah hubungan antara diet dan kesehatan mental.

Menurut Profesor Jacka, isu kesehatan mental dan fisik yang disebabkan oleh asupan junk food ini perlu mendapatkan perhatian, juga tindakan tegas dari pemerintah.

"Penting bagi pemerintah di mana pun untuk mencermati kembali kebijakannya terkait makanan. Makanan yang mengandung kalori tinggi, nutrisi rendah, pada makanan yang diproses berdampak pada peningkatan obesitas dan penyakit lain. Harus ada ketegasan terkait marketing dan ketersediaan makanan tak sehat yang beredar di masyarakat," saran Profesor Jacka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com