Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2013, 14:07 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis



Kompas.com -
Memiliki bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu) memang bisa membuat stres dan khawatir para ibu. Meski rentan mengalami gangguan kesehatan, tapi dengan kasih sayang dan perawatan yang tepat bayi prematur bisa tumbuh optimal.

Ada banyak penyebab mengapa bayi lahir sebelum waktunya, misalnya karena gangguan pada plasenta, kelahiran kembar, infeksi yang dialami ibu, atau gangguan pada rahim dan mulut rahim.

Seperti cerita Mona Indria Septiani (27), saat melahirkan Kimi Zahraa Hafidzah (11 bulan). Pada saat kehamilannya masuk usia 25 minggu, ia mengalami rasa mulas dan timbul flek. Saat diperiksakan ke bidan ia diminta untuk beristirahat total di tempat tidur.

Namun lima hari kemudian kondisinya tidak berubah, malah rasa mulas di perutnya semakin terasa. Kemudian ia bergegas ke rumah sakit dan dokter menyatakan kemungkinan ia melahirkan cukup besar meski berat bayi baru 825 gram.

Sambil menunggu agar bayi bisa dipertahankan di dalam rahim, Mona diminta beristirahat di rumah sakit. Namun keesokan harinya rasa mulasnya semakin kuat. Beberapa kali ia juga menggigil hebat.

Akhirnya dokter menyiapkan ruang persalinan dan tak berapa lama kemudian lahirlah Kimi pada tanggal 20 Januari 2013 dengan berat 1 kg dan panjang 37 cm. Karena kondisinya sangat kecil, bayi Kimi langsung dirawat di ruang NICU.

"Menurut dokter salah satu penyebab bayi saya lahir prematur adalah kondisi rahim yang kurang kuat sehingga berjalan pun dapat memicu pergerakan kuat di perut. Saya juga mengalami keputihan selama hamil," kata Mona.

Salah satu hal yang wajib diperhatikan dalam merawat bayi prematur adalah pemantauan tumbuh kembangnya. Berat badan, panjang badan, dan lingkar kepalanya, harus dipantau secara teratur.

Berat badan bayi diharapkan bertambah 20 gram perhari di usia 0-3 bulan. Sementara itu tinggi badan diharapkan bertambah 1 sentimeter per bulan, dan lingkar kepala 0.5 sentimenter perminggu.

"Saat ini kesehatan dan tumbuh kembang Kimi tergolong normal. Saya juga selalu kontrol ke dokter teratur," kata wanita yang bekerja sebagai karyawati swasta ini.

Salah satu cara untuk menambah berat badan bayi adalah pemberian ASI secara teratur. Meski begitu pada beberapa kasus tertentu dokter akan memberikan tambahan atau fortifikasi ASI untuk mengejar pertumbuhannya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com