KOMPAS.com – Berturut-turut supermodel seperti Karlie Kross, Coco Rocha, Jourdan Dunn, Karen Elson dan Joan Smalls, melangkah dengan derap kaki melenggang anggun. Paras yang dibuat seolah angkuh, akhirnya mengalihkan perhatian khalayak pada busana yang melekat pada tubuh ramping mereka, busana lilit ikonik Diane von Furstenberg kembali hadir memperkaya koleksi Fall/Winter 2014 di pergelaran New York Fashion Week 2014.
Gaun lilit tersohor dari perancang yang popular dengan logo DVF ini, merupakan koleksi andalan yang melambungkan popularitas Diane di kancah internasional. Bagi para pecinta mode, saat melihat gaun lilit serupa kimono tersebut pasti langsung teringat pada rancangan dan material ringan khas milik rumah mode asal New York, Amerika Serikat tersebut.
Sekarang, Diane menerjemahkan romansa musim gugur dengan konsep busana yang lebih hangat, mudah dipadankan dan bercitra kuat. Dominasi warna emas memberikan sentuhan elegan dan kemewahan, tanpa menghilangkan unsur kenyamanan.
Pada gaun lilit ikonik DVF, trik aksentuasi tali temali di bagian pinggang sukses mengolah konstruksi tubuh perempuan secara menawan. Bagian kerah yang tercetak rendah, menyegarkan suasana dan berkesan merampingkan.
Dibandingkan koleksi gaun lilitnya terdahulu, kali ini Diane memberikan sebuah pernyataan lewat lebih banyak memanfaatkan kemewahan motif pada material dan jeli mengatur proporsi busana. Sehingga saat melekat di tubuh, refleksi figur nan feminin tertuang rancak.
Pergelaran busana DVF yang merupakan bagian dari parade New York Fashion Week 2014, sekaligus perayaan 40 tahun gaun lilit yang kali pertama dirilis pada tahun 1974 silam. Sweter yang umum dikenakan oleh para ballerina asal Rusia, menjadi cikal bakal terciptanya gaun lilit yang dikenal publik sebagai salah satu karya besar dalam khazanah mode dunia.