Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Melarang Anak Bermain di Luar Rumah

Kompas.com, 2 April 2014, 12:17 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com – Anak-anak zaman sekarang lebih suka bermain video game di dalam kamar atau rumah. Padahal bermain di luar rumah memberikan manfaat positif bagi tumbuh kembang anak.

Dahulu kita mengenal nama permainan petak umpet, lompat tali, petak jongkok, dan sebagainya. Kini, ragam permainan tersebut sudah menjadi pemandangan langka di sejumlah besar sekolah di Tanah Air. Pasalnya, anak-anak yang tumbuh di era digital seperti sekarang lebih piawai bermain aneka gadget!

Berdasarkan penelitian di beberapa negara, termasuk di Indonesia, anak-anak masa kini lebih banyak yang bermain indoor. Kondisi ini juga didukung oleh persetujuan dari orangtua yang merasa anak lebih aman dan mudah diawasi ketika beraktivitas di dalam rumah, agar terhindar dari penculikan yang kian marak terjadi belakangan ini.

Pada sekolah-sekolah tertentu, para guru juga melarang murid-muridnya bermain di halaman sekolah. Para siswa diminta untuk tetap berada di dalam ruang kelas, dengan alasan keamanan dan mudah dipantau.

Sebenarnya tidak ada yang salah membiarkan anak bermain di dalam rumah, yang menjadi masalah adalah pilihan permainannya. Sebab banyak orangtua yang telah memperkenalkan dan membiarkan anak bermain gadget, dengan alasan supaya cepat mawas terhadap perkembangan teknologi.

Menurut Mayke S Tedjasaputra, Play Therapist, mengatakan bahwa anak-anak butuh waktu bermain di luar rumah. Sebab, meskipun berada di dalam rumah, bukan berarti anak terhindar dari bahaya. Di dalam rumah pun anak berpotensi mengalami “kecelakaan” seperti  tersengat listrik, menginjak pecahan kaca, dan sebagainya.

"Bermain outdoor merupakan kebutuhan anak usia prasekolah dan sekolah dasar," katanya.

American Academy of Pediatrics, merekomendasikan agar setiap hari anak diberikan waktu bermain selama 60 menit, khususnya main di luar ruangan. Bermain merupakan bagian yang penting dari perkembangan fisik, kesehatan mental dan sosial dari anak.

"Anak-anak perlu excercise, tubuh mereka perlu bergerak setelah sekian jam duduk diam di dalam kelas yang bisa difasilitasi melalui permainan outdoor," ujarnya. Dibanding permainan indoor yang membatasi ruang gerak anak, kegiatan bermain di luar rumah ini akan memberi kesempatan agar tubuh lebih aktif bergerak, tubuh menjadi lebih sehat. Selain itu juga dapat membuat tubuh lebih aktif, terampil, dan fleksibel sebagai modal dasar kemampuan berolah raga.

Manfaat lain dari membiarkan anak bermain di luar rumah, beberapa di antaranya adalah mengasah kemampuan sosialisasi anak, meningkatkan daya komunikasi, menambah banyak teman, mengembangkan rasa empati dan toleransi terhadap sesama. Hal-hal tersebut memiliki peran penting dalam membangun konsep diri yang positif dan fondasi  anak-anak, terutama saat kelak mereka memasuki dunia kerja, berorganisasi, dan membangun keluarga.

Selain itu, dengan bermain di luar ruangan, anak-anak juga akan lebih sehat dan kuat karena mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Meski demikian, Mayke tidak mengatakan bahwa permainan indoor tidak boleh dilakukan karena tidak menawarkan manfaat. Namun, sebaiknya permainan indoor dan outdoor ini dilakukan dengan kuantitas yang seimbang, tentunya di bawah pengawasan Anda sebagai orangtua.


Sumber: Rinso


Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau