Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang "Public Relation" yang Baik Tak Cuma Modal Tampang, tapi...

Kompas.com - 17/12/2014, 08:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis


KOMPAS.com –
Beberapa tahun belakangan ini, profesi humas atau public relation (PR) kian diminati terutama oleh para generasi muda. Tantangan yang menarik dan peluang menjalin jaringan kerja yang tinggi, menjadi daya tarik tersendiri yang menyedot perhatian sejumlah besar remaja untuk menekuni pendidikan di jurusan humas.

Menjadi seorang PR yang baik bukanlah sesuatu yang mudah. Pasalnya, profesi ini  mengemban tugas untuk membangun dan meningkatkan reputasi perusahaan. Untuk itu, PR harus memiliki kemampuan paripurna dalam menyajikan citra sebuah perusahaan kepada publik atau masyarakat dalam gambaran yang terbaik.

Sama seperti profesi lainnya, menjadi PR yang berdaya guna tak hanya dapat dipelajari lewat teori, tetapi lewat pengalaman yang berharga.

''Syarat PR baik, yang paling penting adalah pertama kita harus punya pikiran yang terbuka, atau open minded,'' Ujar Dr Jacky Mussry, Senior Vice President and Chief Operating Office Marplus, dan Renitasari, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, pada acara PR Corner yang diselenggarakan oleh London School Public Relation dan Lite FM di Auditorium Kampus LSPR, Senin (15/12/2014).

Kemudian, Dr Jacky mengatakan, seorang PR tidak boleh takut dalam bergaul dan tidak boleh menutup diri. Sebab, jika demikian, tentunya Anda akan sangat kesulitan menjalani karier sekaligus mengaktualisasi diri di ranah karier PR atau humas.

 Syarat berikutnya yang menurut Dr. Jacky sangat penting sebagai bekal menjadi seorang PR yang baik adalah berani untuk berbicara langsung atau direct, memiliki inisiatif yang baik, berani mengambil risiko, dan berpikir kreatif.

Menurut Doktor sekaligus Disc Jockey tersebut, segala teori strategi PR dan marketing pada dasarnya dapat dipelajari, yang paling terpenting adalah kepribadian dari PR itu sendiri.

''Percuma kalau kita belajar PR sampai nilai 100, tapi di dunia nyata, ketika bertemu orang, eh kita tak berani buka networking, padahal PR itu harus berani ‘buka pintu’ dan mengajak orang untuk berkomunikasi,'' terangnya.

''PR itu bukan pekerjaan mudah, yang leyeh-leyeh, modal tampang. PR itu adalah pekerjaan yang berpikir dengan analisis, keinginan untuk mengajak orang lain, lalu berpikir dan berprilaku di luar kebiasaan," imbuhnya. 

Renitasari, perempuan di balik Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia mengatakan sangat setuju dengan Dr. Jacky. ''Attitude adalah nomor satu untuk seorang PR. dan berpikir out of the box sangat penting. Harus berani mencoba dan berani mengambil keputusan.'' Ujar Renitasari.

Melakukan pekerjaan dengan hati dan insting juga menjadi salah satu kunci kesuksesan Renitasari dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang Public Relation dalam program-program CSR yang berkaitan dengan budaya, olahraga, lingkungan serta pendidikan.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com