Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Ini Sukses Turunkan Berat Badan hingga 100 Kilogram, tetapi…

Kompas.com - 21/06/2015, 17:21 WIB
Losi

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com — Saat Emma Lovell masih berusia 28 tahun dengan berat badan 180 kilogram, dokter mengatakan kepadanya bahwa jika dia tidak diet dan berolahraga, kemungkinan besar dia hanya bisa bertahan hidup lima atau 10 tahun.

Lalu, apa yang terjadi? Berat badan Lovell terus melambung hingga mencapai 220 kilogram pada tahun 2010 silam. Benar saja, Lovell mengalami sejumlah gejala dan penyakit yang bisa berujung pada kematian. Lovell divonis menderita pneumonia yang sempat membuatnya tidak bisa bernapas dan nyaris meninggal. Tanpa pikir panjang, Lovell pun segera mendaftarkan diri untuk mendapatkan bypass lambung.

Operasi bypass lambung memang merupakan bedah bariatrik yang bertujuan untuk menurunkan berat badan seseorang. Tindakan medis ini berfungsi untuk membatasi asupan nutrisi dan penyerapan makanan dengan memotong sebagian lambung.

"Suatu hari aku menimbang badan dan mesin memperlihatkan kata 'eror', mulai dari saat itu aku tidak pernah mau lagi mengetahui berat badanku," kata Lovell kepada majalah That’s Life. "Ukuran tubuhku menjadi titik kematian diriku," katanya.

Sadar bahwa hidupnya berada di ambang kematian, pada tahun 2010, Lovell pun memutuskan untuk melakukan bypass lambung. Prosedur yang memakan waktu empat jam itu memotong usus kecil Lovell untuk membatasi asupan makanan.

Beberapa minggu setelah operasi, Lovell baru merasakan perubahan pada tubuhnya, terutama pada porsi makanan. "Aku sampai harus membeli cangkir dan piring untuk anak-anak untuk mengatur porsi makanan," katanya.

Pada pekan pertama, kata Lovell, berat badannya turun hingga 20 kilogram. Lalu, pada akhir bulan, tubuhnya mencapai angka 180 kilogram. Delapan bulan kemudian, berat badannya berhasil susut hingga angka di bawah 100 kilogram. Namun, meski sudah bisa menyilangkan kaki saat duduk, Lovell menghadapi masalah lain, yaitu sisa kulit obesitas yang menggelambir seberat 20 kilogram.

"Gelambir kulit ini membuat aku tidak bisa berlari dan berlatih di gym. Satu-satunya olahraga yang bisa aku lakukan hanya berjalan dengan anjingku," ucapnya.

"Kulit ini seperti adonan roti. Saat aku stres, aku sering meremasnya. Gelambir kulit ini tidak peka pada sentuhan. Jadi, aku sering tersangkut pintu tanpa aku menyadarinya," katanya.

Menurut Lovell, prosedur mengencangkan kelebihan kulit itu membutuhkan biaya sekitar 50.000 dollar AS atau setara dengan Rp 66 juta. "Aku tidak punya uang lagi sebanyak itu," katanya.

Akhirnya, Lovell tak punya pilihan lain kecuali hidup dengan gelambir kulit yang mengganggu tersebut. Sementara itu, nasib pernikahan dengan suaminya pun kandas karena suami Lovell mengalami perubahan orientasi seksual. Sekarang, Lovell tengah menjalani hubungan dengan seorang pria bernama Douglas yang berusia 21 tahun.  

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com