KOMPAS.com -- Pada awalnya, para pembatik di Indonesia menggunakan pewarna alami yang berbahan dasar dari alam, seperti halnya pewarnaan dari tumbuh-tumbuhan dan juga dari hewan.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, munculah zat warna sintetis untuk mendukung kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
Oleh karena itu, kini pembatik yang masih menggunakan pewarna alami menjadi sangat jarang ditemui. Tidak hanya itu saja, bahan-bahan dasar pewarna alami juga menjadi sulit untuk ditemukan.
Padahal, pewarna alami ini memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dapat ditiru oleh pewarna kimiawi.
Seperti yang tertera dalam Buku Keeksotisan Batik Jawa Timur, Memahami Motif dan Keunikannya yang ditulis oleh Dr. Yusak Anshari dan Adi Kusrianto, ada empat keuntungan ketika menggunakan zat pewarna alami, yaitu:
1. Dari segi limbah prosesnya, pewarna alami ini lebih ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan karena zat-zat yang terkandung dalam pewarna alami ini mudah terurai sehingga tidak menimbulkan polusi.
2. Dari segi hasil pewarnaan, warna yang diperoleh memiliki sifat-sifat yang lembut, harmonis, senada, dan bahkan sebagian dapat disebut dengan warna pastel.
3. Pewarna alami biasanya mengandung aroma khas yang muncul ketika menyatu dengan serat kapas.
4. Kain batik yang menggunakan pewarna alami memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan pewarna kimia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.