KOMPAS.com -- Pernikahan dilangsungkan dengan keinginan untuk membangun sebuah kebersamaan yang abadi dan bahagia.
Namun, jika di tengah jalan kehidupan rumah tangga tidak berjalan sesuai harapan, maka perceraian seringkali menjadi jalan keluar yang dipilih.
Memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang telah diikat secara agama dan hukum bukanlah perkara mudah sehingga sebelum mengeluarkan kata cerai banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Marlon Tobing, SH, tim pengacara Adnan Buyung Nasution and Partners yang berpengalaman dalam menangani kasus perceraian, berbicara tentang 4 faktor utama yang menyebabkan adanya keinginan untuk bercerai dari pasangan:
Perselisihan tanpa Henti
Menurut Marlon, alasan yang paling sering muncul dari sebuah perceraian adalah perselisihan yang tidak pernah dapat diselesaikan dan terjadi terus-menerus.
Hal ini merupakan salah satu hasil dari sikap egois yang biasanya mengantar seseorang untuk mengutamakan kepentingan dirinya, bukan kepentingan rumah tangga yang dibina oleh dua orang.
Lalu, ditambah juga dengan kebiasaan selalu menunda menyelesaikan masalah yang sebenarnya mengganggu dalam pernikahan dan ketidakmampuan untuk menjembatani perbedaan pola pikir dengan pasangan.
Alhasil, hubungan yang tadinya terasa menyenangkan semakin lama terasa semakin jauh.
Tidak adanya keterbukaan
Komunikasi bukan melulu bagaimana pasangan berbicara pada satu sama lain.
Komunikasi yang baik melibatkan perasaan saling pengertian dan keinginan untuk terus belajar menjadi individu yang lebih baik demi kelangsungan hidup rumah tangganya.
Banyak pasangan yang sering bercakap-cakap, tetapi tidak benar-benar berkomunikasi. Menurut Marlon, hubungan tanpa komunikasi yang baik layaknya bom waktu yang dapat meledak kapan pun tanpa disadari.
Usahakan untuk selalu terbuka pada pasangan, ingat bahwa dalam pernikahan, Anda dan pasangan berada dalam satu kapal yang sama sehingga Anda dan pasangan harus benar-benar mengerti keinginan satu sama lain agar bisa bermuara di tempat yang tenang
Sikap tidak setia