KOMPAS.com – Tak bisa dimungkiri menjelang pemilihan kepala daerah DKI Jakarta semakin banyak warga media sosial yang menyuarakan dukungan masing-masing pada calon jagoannya.
Seiring waktu, dukungan bergulir menjadi seperti pemaksaan, provokasi, dan berakhir dengan pertentangan.
Hasilnya, tanpa Anda sadari linimasa media sosial tak ubahnya seperti kumpulan orang-orang beringas yang mengintimidasi dan memojokkan satu sama lain secara verbal.
Namun, tak sedikit pula orang-orang yang memilih diam dan tidak mau terjerumus dalam arus “panas” dan sama sekali tidak edukatif tersebut.
Ya, bisa jadi mereka yang tidak terlalu vokal itu merupakan orang-orang dengan kehidupan finansial yang mapan alias orang-orang kaya.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam Psychological Science menyimpulkan bahwa orang dengan keuangan mapan cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitar, terutama yang bersinggungan dengan pemikiran negatif.
Sejumlah psikolog di New York University, pihak penyelenggara studi, menganalisa hubungan motivasional sesama manusia.
Teori motivasional tersebut ingin mengetahui apakah kita memerhatikan pada sesuatu yang kita anggap bernilai, mengancam, dan menguntungkan diri sendiri.
Sebanyak 61 responden diminta berjalan mengelilingi Manhattan, New York, AS, sembari menggunakan Google Glass.
Peneliti mewajibkan para responden untuk mengidentifikasikan status sosial pejalan kaki yang mereka lihat sepanjang waktu eksperimen.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.