KOMPAS.com -- Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, pepatah ini menggambarkan anak yang meniru sikap dan sifat orangtuanya. Oleh karena itu, orangtua harus berhati-hati dalam bersikap di depan anak-anaknya, termasuk soal berbelanja.
Menurut seorang psikolog klinis, Dra. A. Kasandra Putranto, Psikolog, faktor genetik adalah salah satu aspek yang mempengaruhi seseorang menjadi kecanduan belanja atau shopaholic.
Lantas, bagaamana seharusnya orangtua menyikapi dan mengajarkan proses belanja pada anaknya? Pertanyaan tersebut dijawab oleh Kasandra.
“Caranya simpel, bisa karena biasa. Kalau nggak biasa kan jadinya nggak bisa. Maka dari itu kita membentu kebiasaan,” ujar Kasandra beberapa waktu lalu di Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Dia melanjutkan, untuk membentuk kebiasaan sendiri, yang terbaik adalah dengan cara berpikir kognitif sehingga membiasakan anak untuk berpikir ketika belanja.
Mereka akan lebih mengetahui dan cerdas saat belanja, dan akan tahu mana barang yang benar-benar dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan.
“Kedua, dengan mengendalikan perilakunya, mengarahkan dari perilaku yang negatif ke arah yang lebih positif,” jelasnya.
Sebagai contoh, hindari membiasakan anak untuk berjalan-jalan di mall tanpa tujuan atau sekadar mengurangi kebosanan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.