KOMPAS.com -- Ketika berkunjung ke peresmian klinik Angsamerah, Jakarta, Sabtu (18/2/2017), Felix Neunschwander, Project Manager of Partnership Division Angsamerah, mengatakan kepada Kompas.com bahwa empat dari sepuluh pasien di klinik tersebut adalah wanita.
Angka ini telah meningkat jauh dibandingkan pada saat klinik kesehatan seksual dan reproduksi tersebut baru berdiri pada tahun 2010. Walaupun demikian, pasien pria masih tetap lebih mendominasi daripada wanita.
Dr Baby Jim Aditya MPsi, Psikolog, seorang seksolog, hypnoterapis dan pelatih mental, aktivis AIDS, dan spesialis penjara, berkata bahwa lebih tingginya proporsi pria dibandingkan wanita tidak hanya terjadi di klinik Angsamerah saja, tetapi di berbagai pelayanan kesehatan.
Sebab, sejalan dengan sistem patriarki yang dianut oleh masyarakat Indonesia, pria biasanya memegang kendali keuangan dalam keluarga.
“Kedua, adalah sangat umum di masyarakat Indonesia yang sangat bias jender ini bila pria sangat ekspresif menyatakan kehendak seksnya, sementara wanita diharapkan bersikap pasif dan menyerah saja,” ucapnya.
Padahal, angka HIV dan AIDS di ibu rumah tangga jauh lebih tinggi dibandingkan profesi-profesi lainnya.
Dr Baby mengatakan, tetapi secara fisik yang terlihat di pelayanan kesehatan, terutama berbayar, adalah pria.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.