KOMPAS.com – Memiliki teman atau sahabat merupakan pondasi penting dalam kehidupan awal anak-anak.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak yang kesulitan berteman dan berinteraksi sosial sewaktu kecil mudah mengalami guncangan emosi ketika dewasa.
Namun, masalahnya tidak semua anak mudah berteman karena memiliki sifat pemalu dan kurang percaya diri.
Heather Shumaker, penulis buku It’s Ok Not to Share and Other Renegade Rules for Raising Competent and Compassionate Kids, yang juga ibu dari dua anak, mengatakan, terkadang anak harus dibiarkan menghadapi risiko sosial dalam kadar ringan.
“Menghadapi risiko sosial dan mengalami penolakan sangat penting untuk pelajaran hidup,” jelas Shumaker.
Penolakan, kata Shumaker, bisa menguatkan anak dan memberikan pelajaran dalam memilih teman yang menghargai mereka.
Seorang pendidik pola asuh anak dan ibu dari lima anak, Anastasia Gavalas, setuju dengan Shumaker.
“Selama anak Anda aman dan dihargai oleh sekelilingnya, maka anak memiliki hak untuk bermain dengan siapa saja,” imbuh Gavalas.
Jangan batasi anak dalam memilih teman, kata Gavalas.
Selama teman anak Anda tersebut tidak membahayakan, meski terkadang sedikit berisik ketika sedang bermain, maka itu bukan masalah.
Undanglah teman-teman anak Anda untuk bermain di rumah, tetapi pastikan agar kegiatan anak jangan luput dari perhatian Anda.
“Biarkan anak belajar berinteraksi dan menerima segala risikonya,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.