Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghindarkan Anak Terlalu Sering Bermain Gadget

Kompas.com, 12 Agustus 2017, 07:23 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkah Anda bereksperimen dengan memberikan anak Anda mainan seperti robot-robotan, boneka atau sebagainya berbarengan dengan ponsel atau gadget?

Jika anak Anda memilih mainan selain gadget, Anda patut bersyukur karena berarti dia akan lebih banyak bergerak. Namun, bila buah hati Anda lebih memilih gadget apalagi usianya masih anak-anak, maka Anda sebagai orang tua harus sesegera mungkin mengambil tindakan karena gadget lebih mungkin menimbulkan kecanduan pada anak.

Psikolog Klinis, Liza Marielly Djaprie M.Psi,CH. mengatakan, mau tidak mau, suka tidak suka, anak kita akan bersinggungan dengan gadget. Terlebih di era serba teknologi ini, hampir semua orang memiliki gadget.

"Anak-anak itu selalu mencontoh orang dewasa yang berada di dekatnya. Kalau di dekat mereka banyak orang dewasa yang bermain gadget, maka mereka akan menirunya," kata Liza saat ditemui Kompas Lifestyle di Jakarta, Jumat (11/8/2017).

Baca: Berapa Usia Ideal Anak Gunakan Gadget?

Lego yang menggambarkan permainan panjat pinangKOMPAS.com/Iwan Supriatna Lego yang menggambarkan permainan panjat pinang
Menurut Liza, lingkungan sekitar akan sangat mempengaruhi pola kembang anak. "Anak itu seperti spons, dia mudah menyerap apa-apa yang ada di sekitarnya. Maka tergantung pada kita, apa yang akan kita berikan pada mereka," tutur Liza.

Agar anak tidak selalu bermain gadget, atau setidaknya menguranginya, cobalah memberikan contoh kepadanya permainan lain sebagai alternatif. Anak biasanya suka hal-hal yang menantang dan mainan-mainan kreatif seperti balok susun dan merangkai.

Lego, salah satu merk permainan merangkai bentuk, dipercaya bisa membuat anak lebih fokus, mengasah daya imajinasi, dan mampu melatih kesabaran.

Jangan malu atau ragu untuk ikut bermain bersama anak Anda karena antusiasme orangtua akan membuat anak tertarik. "Cobalah untuk bermain bersamanya, ajarkan mereka cara berkonsentrasi menyelesaikan suatu hal dan ajarkan juga untuk duduk diam dan bersabar," ujar Liza.

Baca: Berikan Pemahaman pada Anak Tentang Waktu Bermain Gadget

Selain itu buatlah bentuk-bentuk dan tantangan baru karena pada dasarnya anak menyukai permainan yang bertingkat di mana ia tertantang untuk naik level.

"Coba lakukan itu secara rutin, ciptakan permainan-permainan baru, ini akan membantu," pungkasnya.

Lego yang menggambarkan suasana perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia 17 AgustusKOMPAS.com/Iwan Supriatna Lego yang menggambarkan suasana perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus
Adapun Liza menyampaikan hal tersebut dalam acara kampanye Building ArchipeLEGO yang digelar Jakarta. Acara ini juga diadakan di gerai mainan Kidz Station di Jakarta, Bandung dan Surabaya.

LegoKOMPAS.com/Iwan Supriatna Lego
Untuk Jakarta, lokasinya adalah di Mal Kota Kasablanka dimana acara telah dimulai sejak 8 Agustus hingga 20 Agustus 2017.

Di sana Anda dan keluarga akan bisa menyaksikan lego 3D mozaik Garuda Pancasila yang disusun dari 3.500 keping Lego. Berbagai kegiatan seru dan menyenangkan juga bisa diikuti, seperti building competition menyusun 72 keping bricks lego menjadi kreasi yang menggambarkan Indonesia sesuai dengan imajinasi anak-anak. Siapa saja bebas bermain lego sepuasnya selama kampanye berlangsung.

Baca: Merawat Imajinasi Anak

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau