Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Puas dengan Hasil Pencarian Gejala Penyakit di Google

Kompas.com - 29/01/2018, 17:45 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Mesin pencarian Google sekarang ini juga sering menggantikan "konsultasi dokter". Ketika mengalami gangguan kesehatan tertentu, kebanyakan orang langsung mencari tahu di Google. Sayangnya, hasil "diagnosis" dokter Google sering keliru.

Hampir separuh dari pengecekan gejala penyakit menggunakan Google selalu mengarah kepada penyakit kanker. Demikian menurut hasil penelitian dari lembaga medis Bupa.

Misalnya saja pencarian untuk mengetahui penyebab sakit kepala, hasilnya sering mengaitkan dengan kanker. Selain itu, separuh dari pencarian tentang konstipasi (sembelit) dan juga nyeri tenggorokan, oleh Google dianggap sebagai gejala kanker.

Hasil pencarian yang tidak akurat itu seringkali menimbulkan kecemasan. Apalagi, menurut temuan Bupa, separuh dari orang yang mencari penyakitnya di internet tidak melanjutkannya dengan berkonsultasi dengan dokter. Alasannya adalah tak mau mengganggu waktu dokter atau takut mencari penyebab pasti penyakitnya.

Menurut data Google, 1 dari 20 pencarian di mesin ini terkait dengan keshatan. Pengguna internet di Australia, Kanada, dan Amerika, paling sering mencari tahu penyakit kanker di Google.

Kebanyakan gejala kanker, terutama kanker pankreas, kanker kulit, dan usus, memiliki gejala yang mirip dengan gangguan kesehatan lainnya.

"Dokter Google bukanlah profesional yang terlatih. Ada banyak informasi kesehatan yang keliru di internet," kata Helen Stokes-Lampard, dokter di Royal College.

Ia menambahkan, mencari informasi kesehatan terpercaya bisa dilakukan dengan membuka situs organsisasi kesehatan atau kementrian kesehatan. Misalnya saja NHS Choices atau di Indonesia bisa mencari tentang gejala penyakit anak di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (www.idai.or.id).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com