Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2019, 07:22 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber POP SUGAR

KOMPAS.com - Lemak sering dianggap sebagai "tokoh jahat" yang menjadi biang keladi kenaikan berat badan.

Padahal, konsumsi lemak sebetulnya tidak secara otomatis membuat kita gemuk. Hal yang membuat kita gemuk adalah terlalu banyak mengonsumsi makronutrien (lemak, protein atau karbohidrat) yang nengakibatkan peningkatan risiko kenaikan berat badan.

"Lemaknya sendiri tidak membuat kita gemuk," kata ahli gizi teregistrasi dari Cleveland Clinic Wellness, Kristin Kirkpatrick kepada Popsugar.

Terminologi lemak sendiri memang agak menyesatkan, namun hal ini ada alasannya.

Bagi mereka yang sangat menghitung asupan kalori, lemak bisa menjadi nutrisi yang sangat mengerikan karena lebih padat kalori.

Satu gram lemak mengandung sembilan kalori. Angka ini lebih besar daripada satu gram protein atau karbohidrat yang hanya mengandung empat kalori.

"Miskonsepsi lainnya adalah semua lemak dianggap tidak sehat karena orang-orang juga cenderung mengasosiasikan lemak dengan makanan yang lebih memanjalan, seperti mentega dan steak," kata Kristin.

Orang-orang kerap berpikir secara sederhana bahwa makan lemak akan membuat tubuh membentuk lebih banyak lemak sehingga berat badan naik.

Padahal, berat badan naik jika kita mengonsumsi makanan olahan, makanan tidak sehat atau secara konsisten makan berlebih, termasuk lemak, namun lemaknya sendiri tidak langsung membuat berat badanmu naik.

Baca juga: Diet Rendah Lemak dan Rendah Karbohidrat, Mana Lebih Efektif?

Ilustrasi menu diet ketoThitareeSarmkasat Ilustrasi menu diet keto

Lemak untuk membantu diet

Alih-alih bikin gemuk, lemak justru bisa membantu kita menurunkan berat badan. Kristin mengatakan, banyak kliennya yang bisa menurunkan berat badan dengan pola makan tinggi lemak.

Penurunan berat badan bisa terjadi karena mereka mengganti karbohidrat sederhana dan gula dengan lemak sehat, seperti kacang-kacangan.

Pola diet populer seperti diet ketogenik yang tinggi lemak dan rendah karbohidrat adalah salah satunya.

Diet keto sudah banyak membantu orang menurunkan berat badan, meskipun pola ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli gizi.

Baca juga: Mana yang Lebih Buruk: Lemak atau Gula?

Menurut Kristin, lemak juga lebih sulit untuk dicerna daripada nutrisi lain, misalnya karbohidrat. Sehingga, lemak akan membutuhkan waktu lebih lama untuk bergerak melalui sistem pencernaan dan membuat kita kenyang lebih lama serta sedikit ngemil.

Halaman:
Sumber POP SUGAR
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com