Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Trigger Finger", Radang Sendi Jari yang Bikin Kaku

Kompas.com, 1 Desember 2019, 16:55 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Trigger finger atau bisa disebut radang sendi jari adalah suatu kondisi yang menyebabkan rasa sakit, kekakuan dan sensasi mengunci ketika menekuk atau meluruskan jari.

Kondisi ini juga dikenal sebagai 'stenosing tenosynovitis' yang biasanya paling sering terjadi di jari manis dan ibu jari, tetapi juga tidak menutup kemungkinan menyerang jari lainnya.

Pada orang yang mengalami trigger finger dilansir dari American Academic of Orthopaedic Surgeon, katrol di pangkal ibu jarinya meradang atau menebal. Sehingga sulit bagi tendon fleksor untuk melewatinya saat jari tertekuk.

Seiring berjalannya waktu, tendon fleksor bisa meradang dan mengembangkan nodul kecil di permukaannya. Dalam kasus yang lebih parah, jari bisa terkunci dalam posisi bengkok.

Terkadang pasien juga harus menggunakan tangan lainnya untuk meluruskan jarinya.

Gejala awal trigger finger ini bisa meliputi:
1. Rasa sakit yang melekat di pangkal ibu jari atau jari lainnya
2. Benjolan di sekitar pangkal jari atau dekat telapak tangan
3. Bunyi klik di jari
4. Kekakuan jari

Jika penderita tidak segera mendapat perawatan, gejala trigger finger dapat berkembang semakin parah. Biasanya gejala juga cenderung lebih buruk di pagi hari.

Baca juga: Waspada, Obesitas Bisa Picu Radang Sendi Dini

Penyebab
Dikutip dari dari jurnal Current Reviews in Musculoskeletal Medicine, trigger finger bisa terjadi karena gerakan berulang atau penggunaan jari maupun ibu jari secara paksa.

Kondisi ini juga bisa terjadi ketika tendon atau pita jaringan yang menghubungkan otot dan tulang di jari maupun ibu jari meradang.

Iritasi jangka panjang pada selubung tendon dapat menyebabkan jaringan parut dan penebalan yang memengaruhi pergerakan tendon.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Faktor risiko
Beberapa kondisi dan kebiasaan seseorang juga bisa meningkatkan risiko mereka mengalami trigger finger, antara lain:


1. Umur, biasanya masalah pada jari ini menyerang orang usia 40 hingga 60 tahun.

2. Seks, biasanya penyakit ini lebih sering menyerang wanita daripada pria.

3. Kondisi kesehatan, riwayat penyakit diabetes, asam urat dan rheumatoid arthritis dapat menyebabkan trigger finger.

4. Pekerjaan, biasanya orang yang bekerja sebagai petani, pekerja industri, musisi atau pekerjaan lainnya yang banyak menggunakan jari lebih berisiko mengalami trigger finger.

5. Pembedahan sindrom carpal tunnel, 6 bulan pertama setelah orang menjalani operasi sindrom carpal tunnel biasanya akan mengalami trigger finger.

Artikel ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Parenting.Orami.id

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau