Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersyukur, Cara untuk Menghilangkan Rasa Insecure

Kompas.com, 19 November 2020, 18:45 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Merasa tidak aman atau insecure bisa dialami oleh banyak orang. Bentuk insecure ini bermacam-macam, salah satunya khawatir akan penampilan tubuh.

Menurut Nabilah O'Brien owner produk perawatan kulit Cheona Skincare, media sosial menjadi penyebab seseorang lebih insecure terhadap penampilannya di mata orang lain.

"Tidak mudah melepaskan rasa insecure, apalagi media sosial sekarang ini sangat mempengaruhi orang."

Begitu penuturan Nabilah dalam talkshow "It's Not Okay to Feel Insecure About Our Body" yang ditayangkan live di akun Instagram @my.kindoflife pada Kamis (19/11/2020).

"Dulu banyak teman yang minta aku bikin YouTube channel untuk sharing tutorial bagaimana memakai make up. Tapi aku tidak melakukan itu, karena aku merasa insecure," ucap Nabilah mencontohkan.

Ditambahkan olehnya, media sosial membuat banyak orang berusaha mendapatkan bentuk fisik seperti apa yang mereka lihat dari orang lain.

"Orang lupa dengan apa yang lebih penting. Kenapa kamu tidak merasa insecure soal kurangnya pengetahuanmu? Kenapa insecure harus selalu dikaitkan dengan fisik?"

Padahal seseorang dengan tampilan yang tidak termasuk dalam kategori "cantik" belum tentu tidak menarik, lanjut dia.

"Katakan ada orang yang tidak cantik, tapi dia punya inner beauty, punya sex appeal dan body language-nya bagus."

Sementara itu, Nabilah menjelaskan, dirinya lebih cenderung merasa insecure menyangkut hal-hal seputar kehidupannya ketimbang memikirkan penampilan.

"Aku malah lebih sering insecure sama teman yang punya keluarga lebih bahagia."

Namun, Nabilah mempunyai solusi untuk mengatasinya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kind of Life (@my.kindoflife)

"Masing-masing dari kita punya banyak masalah di hidup. Tapi aku berpikir bahwa hidupku saat ini diberi kelebihan dari Tuhan."

"Cobalah lebih peka dengan apa yang dikasih Tuhan, maka kita bisa bersyukur," sambungnya.

Dia melanjutkan, insecure pada dasarnya adalah perasaan tidak puas dengan apa yang dimiliki.

"Insecure itu harus diganti dengan rendah hati. Misalnya aku dipuji cantik, maka aku akan bersyukur tapi tetap rendah hati, tidak sombong."

Bagi Nabilah, menghilangkan perasaan insecure adalah keharusan, karena setiap orang mempunyai pilihan untuk hidup bahagia.

"Supaya tidak insecure, berikan kasih sayang dan cinta ke orang lain," katanya.

"Peka terhadap apa yang dialami orang lain, memanusiakan manusia dan jadilah manusia."

Baca juga: Pesan Ariel Tatum Agar Kita Tak Insecure Saat Bermedsos

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau