Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuai Kritik, Benarkah Matras Yoga Louis Vuitton Ditarik?

Kompas.com, 14 Januari 2021, 20:25 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Hypebeast

KOMPAS.com - Tidak semua produk buatan merek ternama dapat diterima oleh masyarakat. Ini bukan melulu soal harga, tapi ada pula faktor budaya yang dianggap tidak sesuai.

Terkadang ada beberapa faktor seperti penggunaan simbol atau lambang tertentu, hingga material bahan produk yang menyebabkan merek fesyen mendapat kecaman dan kritik.

Itulah yang setidaknya dialami rumah mode mewah asal Prancis, Louis Vuitton pada Desember tahun lalu.

Kala itu, seorang negarawan Hindu bernama Rajan Zed melayangkan protes kepada Louis Vuitton dan parent company atau perusahaan induk merek, LVMH.

Zed merupakan pemimpin dari Universal Society of Hinduism, organisasi yang mewakili umat Hindu di seluruh dunia.

Organisasi itu bertujuan untuk menyatukan semua orang dan mendidik orang agar menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi berikutnya.

Zed menuding bahwa matras yoga berbahan kulit sapi buatan Louis Vuitton "tidak sensitif", atau tidak peka terhadap masyarakat Hindu yang menghormati hewan tersebut.

Tampaknya Louis Vuitton menanggapi kritik yang dilontarkan Zed secara serius. Pasalnya, Zed sudah mengeluarkan siaran pers yang menunjukkan bahwa rumah mode itu menarik matras yoga dari pasaran.

Mengutip laman Hypebeast, seorang otoritas dalam hubungan antaragama mengatakan bahwa pernyataan Zed menjelaskan jika penelusuran di situs Louis Vuitton untuk kata kunci "yoga mat" memberikan hasil negatif.

Sejumlah situs Louis Vuitton yang berbahasa Inggris menampilkan teks "Not Available" pada halaman khusus matras yoga.

Saat ditelusuri Kompas.com pada Kamis (14/1/2021) pukul 18.52 WIB, matras kontroversial seharga 1.600 Euro atau sekitar Rp 27 juta itu memang sudah tidak tersedia di situs resmi perusahaan.

Bahkan, ketika dicek di tiga store Louis Vuitton di pusat perbelanjaan Pacific Place, Plaza Senayan, dan Plaza Indonesia, Jakarta, status untuk matras yoga tersebut "Not Available".

Akan tetapi, di laman itu Louis Vuitton masih menyediakan tautan untuk menghubungi layanan pelanggan

Matras yoga buatan Jepang itu sendiri memiliki fitur berupa corak warna emas, card holder kanvas yang menampilkan monogram LV, dan pola senada di kedua sisi matras.

Meski Louis Vuitton belum menanggapi secara terbuka masalah ini, Zed mengapresiasi tindakan rumah mode karena dinilai dapat memahami kecemasan yang dirasakan komunitas Hindu.

Zed menjelaskan matras yoga Louis Vuitton menyinggung dua konsep Hinduisme, yaitu yoga dan sapi. Ia menyebut rumah mode itu tidak peka terhadap perasaan orang Hindu.

Dia juga meminta kembali agar CEO LVMH Bernard Arnault, CEO Louis Vuitton Michael Burke, dan wakil presiden eksekutif Louis Vuitton Delphine Arnault meminta maaf secara terbuka kepada publik.

Di waktu yang bersamaan, Zed juga menyerukan jajaran eksekutif LVMH untuk menerima pelatihan kepekaan agama dan budaya.

Louis Vuitton sampai saat ini belum mengonfirmasi status penarikan matras yoga dari pasaran.

Baca juga: Matras Yoga Louis Vuitton Seharga Rp 33 Juta, Seperti Apa Rasanya?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau