Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tuai Kritik, Benarkah Matras Yoga Louis Vuitton Ditarik?

KOMPAS.com - Tidak semua produk buatan merek ternama dapat diterima oleh masyarakat. Ini bukan melulu soal harga, tapi ada pula faktor budaya yang dianggap tidak sesuai.

Terkadang ada beberapa faktor seperti penggunaan simbol atau lambang tertentu, hingga material bahan produk yang menyebabkan merek fesyen mendapat kecaman dan kritik.

Itulah yang setidaknya dialami rumah mode mewah asal Prancis, Louis Vuitton pada Desember tahun lalu.

Kala itu, seorang negarawan Hindu bernama Rajan Zed melayangkan protes kepada Louis Vuitton dan parent company atau perusahaan induk merek, LVMH.

Zed merupakan pemimpin dari Universal Society of Hinduism, organisasi yang mewakili umat Hindu di seluruh dunia.

Organisasi itu bertujuan untuk menyatukan semua orang dan mendidik orang agar menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi berikutnya.

Zed menuding bahwa matras yoga berbahan kulit sapi buatan Louis Vuitton "tidak sensitif", atau tidak peka terhadap masyarakat Hindu yang menghormati hewan tersebut.

Tampaknya Louis Vuitton menanggapi kritik yang dilontarkan Zed secara serius. Pasalnya, Zed sudah mengeluarkan siaran pers yang menunjukkan bahwa rumah mode itu menarik matras yoga dari pasaran.

Mengutip laman Hypebeast, seorang otoritas dalam hubungan antaragama mengatakan bahwa pernyataan Zed menjelaskan jika penelusuran di situs Louis Vuitton untuk kata kunci "yoga mat" memberikan hasil negatif.

Sejumlah situs Louis Vuitton yang berbahasa Inggris menampilkan teks "Not Available" pada halaman khusus matras yoga.

Saat ditelusuri Kompas.com pada Kamis (14/1/2021) pukul 18.52 WIB, matras kontroversial seharga 1.600 Euro atau sekitar Rp 27 juta itu memang sudah tidak tersedia di situs resmi perusahaan.

Bahkan, ketika dicek di tiga store Louis Vuitton di pusat perbelanjaan Pacific Place, Plaza Senayan, dan Plaza Indonesia, Jakarta, status untuk matras yoga tersebut "Not Available".

Akan tetapi, di laman itu Louis Vuitton masih menyediakan tautan untuk menghubungi layanan pelanggan

Matras yoga buatan Jepang itu sendiri memiliki fitur berupa corak warna emas, card holder kanvas yang menampilkan monogram LV, dan pola senada di kedua sisi matras.

Meski Louis Vuitton belum menanggapi secara terbuka masalah ini, Zed mengapresiasi tindakan rumah mode karena dinilai dapat memahami kecemasan yang dirasakan komunitas Hindu.

Zed menjelaskan matras yoga Louis Vuitton menyinggung dua konsep Hinduisme, yaitu yoga dan sapi. Ia menyebut rumah mode itu tidak peka terhadap perasaan orang Hindu.

Dia juga meminta kembali agar CEO LVMH Bernard Arnault, CEO Louis Vuitton Michael Burke, dan wakil presiden eksekutif Louis Vuitton Delphine Arnault meminta maaf secara terbuka kepada publik.

Di waktu yang bersamaan, Zed juga menyerukan jajaran eksekutif LVMH untuk menerima pelatihan kepekaan agama dan budaya.

Louis Vuitton sampai saat ini belum mengonfirmasi status penarikan matras yoga dari pasaran.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/14/202557520/tuai-kritik-benarkah-matras-yoga-louis-vuitton-ditarik

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com