Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASICS Rilis Dua Sepatu untuk Dua Tipe Lari Berbeda

Kompas.com, 30 Maret 2021, 15:53 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Ada dua macam pelari yang umum kita jumpai. Yang pertama adalah mereka yang melangkah panjang-panjang, kedua adalah yang melangkah pendek-pendek namun lebih sering.

Gaya lari pertama itu kita kenal dengan Stride, dengan langkah lebih panjang dan waktu melayang lebih lama di udara. Pelari dengan gaya ini biasanya akan makin memperpanjang langkah saat ingin menambah kecepatan.

Sedangkan gaya kedua disebut Cadence, dengan langkah-langkah pendek dan gerakan naik dan turun yang minimal. Pelari jenis ini meningkatkan kecepatannya dengan menambah jumlah langkah kaki sehingga irama larinya pun berubah.

Lalu mana yang lebih efektif? Keduanya sama efektifnya karena gaya ini menyesuaikan kebiasaan dan cara bergerak seseorang yang seringkali berbeda. Namun ternyata kita bisa menambah efektivitasnya dengan sepatu yang tepat.

ASICS, brand olahraga asal Jepang adalah salah satu yang memberi perhatian pada hal tersebut. Merek asal Kobe itu memperkenalkan dua sepatu lari baru berperforma tinggi yang dirancang berdasarkan gerakan pelari, yaitu kebiasaan, kebutuhan, dan kemampuan mereka.

Kedua sepatu itu adalah Metaspeed Sky dan Metaspeed Edge, masing-masing dirancang secara ilmiah dengan mempertimbangkan jenis gaya lari yang berbeda.

Dengan sepatu ini, pelari tidak perlu menyesuaikan gaya larinya agar sesuai dengan sepatu; alih-alih sepatunya yang mendukung gaya lari mereka.

Bagaimana para peneliti di ASICS membuat sepatu ini?

Gambaran bagaimana para peneliti mencari tahu sepatu apa yang cocok untuk pelariASICS Gambaran bagaimana para peneliti mencari tahu sepatu apa yang cocok untuk pelari
Bagian yang menarik dari peluncuran seri Metaspeed adalah tour virtual yang menjelaskan semuanya. Semula ASICS berniat mengundang wartawan ke Kobe, Jepang, untuk melihat langsung bagaimana sepatu ini dirancang.

Namun pandemi Covid-19 menghentikan rencana tersebut. Sebagai gantinya, ASICS mengirimkan perangkat Virtual Reality (VR) di mana kita bisa seolah hadir dan menyaksikan langsung proses perancangan sepatu Metaspeed ini.

Dalam layar VR, kita bisa mengikuti kisah dibalik desain kedua sepatu ini di pusat Institute of Sport Science (ISS) ASICS.

Para ilmuwan olahraga di ISS meneliti gaya lari para atlet, dan mencari tahu faktor apa saja yang bisa membuat mereka lebih cepat saat berlari.

Mereka menemukan bahwa pelari gaya Stride berlari dengan langkah yang lebih jauh dan melompat lebih tinggi. Ini berarti mereka membutuhkan rebound (tolakan) vertikal yang lebih besar dari midsole untuk memperpanjang langkahnya.

Sedangkan pelari gaya Cadence berlari dengan langkah lebih pendek dan lompatan vertikal lebih rendah, yang berarti mereka membutuhkan lebih banyak kendali gaya dari footstrike hingga toe-off.

Hal ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan lebih banyak energi ke depan untuk memperpanjang langkah mereka.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau