Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Sukses Startup Kuliner Mangkokku Hadapi Pandemi

Kompas.com, 27 Agustus 2021, 16:09 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Pembatasan sosial selama pandemi ternyata menjadi peluang bagi perusahaan kuliner untuk meningkatkan penjualannya. Di banyak negara, termasuk Indonesia, volume order makanan secara online mengalami lonjakan.

Pertumbuhan bisnis itu juga dialami oleh Mangkokku, perusahaan rintisan di bidang kuliner.

Menurut CEO Mangkokku, Randy Kartadinata, tak lama perusahaan ini berdiri di awal tahun 2020, mereka harus menghadapi dan pembatasan sosial dari pemerintah.

“Namun, melalui adaptasi strategi serta beragam inovasi dan kolaborasi, Mangkokku berhasil mencatat pertumbuhan 8 kali lipat selama pandemi,” kata Randy dalam keterangan pers.

Menu baru collaBOWLation yang merupakan hasil dari kolaborasi tiga chef ternama di Indonesia, yaitu Chef Arnold Poernomo, Chef Juna Rorimpandey, dan Chef Renatta Moeloek. Dok Mangkokku Menu baru collaBOWLation yang merupakan hasil dari kolaborasi tiga chef ternama di Indonesia, yaitu Chef Arnold Poernomo, Chef Juna Rorimpandey, dan Chef Renatta Moeloek.
Saat opsi makan di tempat tak lagi jadi pilihan utama, Mangkokku mengganti fokus ekspansinya ke layanan daring dan cloud kitchen.

Baca juga: Sektor Kuliner Penyumbang Terbesar PDB Ekonomi Kreatif Indonesia

“Bagi kami, pembukaan gerai baru harus dilakukan dengan teliti karena setiap gerai harus punya kinerja yang baik agar Mangkokku bisa terus berkembang secara berkelanjutan,” jelas Randy.

Sejak dibuka pada 2019 oleh Randy Kartadinata, Chef Arnold Poernomo, Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming, Mangkokku tumbuh menjadi salah satu startup kuliner terbesar di Indonesia.

Saat ini, Mangkokku memiliki 40 gerai yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Bandung dan Malang dan menjual lebih dari 200,000 mangkok setiap bulannya.

Randy mengatakan strategi lain yang dibuat oleh Mangkokku adalah membuka lebih banyak gerai daring dan mempersiapkan infrastruktur pembelian online yang lebih baik di gerai-gerai yang sudah ada.

“Kami juga memilih untuk mendekat ke area residensial dibandingkan pusat perbelanjaan agar bisa lebih mudah dijangkau pelanggan yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah,” katanya.

Baca juga: Mangkokku Buka Cloud Kitchen di Surabaya, Siap Buka 5 Gerai Lagi

Eksplorasi masakan nusantara

Chef Arnold Poernomo menambahkan, salah satu kunci kesuksesan industri kuliner adalah inovasi agar tetap relevan dengan zaman dan minat konsumen.

“Kami berkomitmen untuk terus mengeksplorasi masakan bercita rasa khas Nusantara dengan sajian yang lebih kontemporer namun tetap pas di lidah masyarakat Indonesia,” ujar Arnold yang bertanggung jawab di bagian R&D Mangkokku.

Ia optimis Indonesia tidak akan kehabisan bahan untuk dieksplorasi menjadi karya masakan yang unik.

“Sejak awal, Mangkokku tidak ingin bersandar pada 'hype factor' sesaat. Kami ingin menyediakan pilihan makanan yang bisa dikonsumsi sehari-hari dan terus-menerus,” imbuhnya.

Tahun ini, misalnya, Mangkokku telah mengembangkan varian produk beku (frozen food) dan menu lauk tanpa nasi untuk menjawab kebutuhan konsumen yang kini lebih sering berada di rumah.

Dalam rangka merayakan HUT RI, Mangkokkku juga meluncurkan menu nusantara terbaru yang merupakan hasil kolaborasi tiga chef ternama, yaitu chef Arnold, chef Juna Rorimpandey, dan chef Renatta Moeloek.

Baca juga: 5 Skill yang Harus Dimiiki untuk Bangun Bisnis Kuliner

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau