Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 195 Brand Lokal, Trademark Market Bandung Banjir Pengunjung

Kompas.com, 10 Juli 2022, 17:45 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Memanfaatkan libur sekolah dan Idul Adha, Trademark Market Bandung kembali hadir setelah sebelumnya vakum akibat pandemi Covid-19.

Kali ini, brand lokal yang ikut meramaikan lebih banyak. Pada 2018, tenant yang ikut serta ada 185 brand lokal, namun kini mencapai 195.

"Jumlah itu hasil kurasi. Peminatnya banyak banget. Bahkan menjelang hari H masih ada yang nanya, bisa gabung ga."

Begitu ujar CEO Trademark Market, Saira Nisar kepada Kompas.com, Sabtu (10/7/2022).

Saira mengungkapkan, 195 tenant tersebut terdiri dari produk fashion, food and beverage, parfum, skincare, make up, tas, hingga sepatu.

Baca juga: Prostreet, Brand Lokal Asal Bandung yang Merambah ke Pasar Dunia

Beragam jenis produk lifestyle sengaja dihadirkan karena Trademark Market Bandung ingin lebih variatif dan bisa dinikmati berbagai kalangan usia dan jenis kelamin.

Itulah mengapa ada banyak juga fashion untuk laki-laki dan anak-anak di ajang ini.

"Jadi yang laki-laki selain nemenin pacarnya belanja, juga bisa ikutan belanja. Begitupun anak-anak, jadi bisa bawa keluarga ke sini," tutur dia.

Pada 2018, selama empat hari digelar, jumlah pengunjung acara ini mencapai 50.000, yang 40 persen di antaranya dari luar Bandung.

Untuk tahun ini, Saira tidak berani memprediksi berapa pegunjung yang bakal datang. Namun antusiasme pengunjung saat ini terbilang tinggi.

Baca juga: Jam Tangan Kayu Asal Bandung Jadi Suvenir Resmi pada Presidensi G20

"Menariknya, selain banyak diskon dan promo, ada pula beberapa brand yang meluncurkan produk terbarunya di event ini," ungkap dia.

Pantauan Kompas.com, pengunjung membanjiri Trademark Market Bandung yang digelar 7-10 Juli 2022 di Trans Convention Centre.

Harga relatif murah

Mereka kebanyakan perempuan. Hampir semua booth ramai dikunjungi pengunjung. Salah satu alasannya adalah harga yang relatif  murah.

"Banyak produk baru yang keren dan harganya nyaman di kantong. Saya beli atasan Rp 100.000 dan blazer cuma Rp 50.000. Ini menarik banget," ucap salah satu pengunjung, Dian.

Baca juga: Dari Bandung, Tengok 3 Sepatu Kolaborasi Burgerkill x Saint Barkley

Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengungkapkan, Trademark Market Bandung menjadi bagian bangkitnya perekonomian di Kota Bandung setelah dipukul pandemi.

"Ini bisa menjadi trigger untuk percepatan pemulihan ekonomi di Kota Bandung pasca pandemi Covid-19, karena di sini hadir cukup banyak pelaku usaha," kata dia.

Dikatakan Yana, UMKM yang terlibat, didominasi warga Kota Bandung. Namun pangsa pasarnya banyak dari luar kota.

Itu artinya Bandung menjadi trendsetter fashion hingga craft.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau