Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 20 Oktober 2022, 07:23 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain suasana kantor dan rekan kerja, faktor utama yang menentukan kenyamanan bekerja adalah perlakuan atasan terhadap karyawan.

Bekerja di bawah pimpinan atau atasan toksik menjadi salah satu alasan terbesar yang membuat karyawan jenuh di kantor.

Di samping menimbulkan stres bagi karyawan, atasan toksik secara langsung menciptakan budaya kerja negatif dan lingkungan kerja yang tidak sehat.

Baca juga: 8 Tanda Kamu Punya Atasan Baru yang Toxic

Ciri atasan toksik

Kira-kira, seperti apa ciri-ciri atasan yang toksik itu? Simak ulasannya, dilansir laman Inc.

1. Merusak kreativitas tim

Atasan yang menginginkan tim atau budaya kerja inovatif namun menolak segala ide dari karyawan, secara tidak sadar sudah memonopoli proses kreatif melalui pendekatan top-down.

Pendekatan top-down adalah model perencanaan yang dibuat dan ditetapkan dari atasan, dan ditujukan kepada bawahannya.

Bos yang baik akan melakukan pendekatan bottom-up untuk mendukung dan memelihara inovasi dari para pemberi ide yang ingin berkontribusi dan menciptakan perbedaan.

2. Tidak bertanggung jawab

Atasan yang tidak memiliki akuntabilitas atau tanggung jawab seringkali tidak mau mengakui kesalahannya dan menyalahkan orang lain --dalam hal ini bawahan.

Atasan seperti ini sama sekali tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka lebih mementingkan menjaga reputasi dan menyelamatkan muka.

Baca juga: Lingkungan Kerja Anda Toksik? Kenali Ciri-Cirinya

3. Tidak tertarik dengan kehidupan pribadi bawahan

Dalam sebuah survei, Marcel Schwantes, pakar kepemimpinan dan contributing editor di Inc.com menemukan banyak pemimpin yang tidak terhubung dengan karyawan mereka.

Atasan tidak mau mengembangkan hubungan pribadi atau mendorong kolaborasi, dan mereka hanya menjalin komunikasi dengan bawahan melalui email atau pengumuman resmi perusahaan.

4. Memimpin dengan memberikan rasa takut pada karyawan

Atasan yang senang mengatur setiap gerakan karyawan akan menumbuhkan iklim yang tidak sehat di kantor.

Atasan seperti ini akan menciptakan rasa tidak percaya, di mana karyawan takut untuk memberikan informasi, menawarkan saran dan masukan, atau bekerja dalam suatu kolaborasi.

Mereka kehilangan kesempatan dalam memberikan kebebasan bagi karyawan untuk bereksperimen, tumbuh, dan berkembang.

5. Tidak mau mendengarkan

Ciri terakhir atasan toksik di kantor yaitu tidak mau mendengarkan dan tidak menjalin komunikasi dua arah.

Ini adalah pertanda jika atasan tersebut tidak memiliki keterampilan kepemimpinan.

Kesediaan untuk mendengarkan umpan balik yang membangun atau gagasan, pendapat, dan keahlian orang lain adalah kualitas yang bisa ditemukan dalam diri pemimpin yang baik.

Namun, semua itu tidak ada dalam lingkungan kerja yang beracun, di mana karyawan tidak merasa dihargai.

Baca juga: 6 Tanda Kantor Punya Budaya Kerja Toksik, Bisa Ditebak Saat Interview

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau