Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cincin Tunangan Kate Middleton, Warisan Putri Diana yang Bisa Saja Jadi Milik Meghan Markle

Kompas.com, 19 November 2022, 09:00 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Marca

KOMPAS.com - Pada 16 November 2010 silam, dunia digemparkan oleh berita tentang Pangeran William yang melamar kekasihnya, Kate Middleton.

Sejak saat itu, nampaknya tak ada satu orang pun yang berhenti membicarakan keindahan cincin tunangan yang diberikan putra mahkota ini kepada kekasihnya.

Cincin tunangan cantik dengan batu safir dan berlian yang cukup besar itu juga dikenakan pada saat pemotretan dan interview pertunangan perdana pasangan ini.

Saat itu, Kate Middleton terlihat memadukan cincin yang sebelumnya digunakan oleh ibu mertuanya, Putri Diana, dengan wrap dress berwarna biru rancangan Issa.

Baca juga: 5 Model Cincin Tunangan Unik Milik Selebritas Dunia

"Itu adalah cincin tunangan ibuku. Menurutku ini sangat manis karena tentu saja ia (Putri Diana) tidak bisa ikut dalam momen menyenangkan ini. Aku yakin semua orang tahu kalau ini adalah cincin miliknya,” ujar Pangeran William dalam acara interview pertunangannya, sebagaimana dikutip dari Marca.

Sementara itu, Kate Middleton, yang belakangan digelari Duchess of Cambridge, mengatakan bahwa ia berharap bisa merawat cincin tersebut.

Namun tak banyak yang tahu sebelumnya jika pewaris cincin tersebut sebenarnya adalah Pangeran Harry

Jadi bisa saja sebenarnya perhiasan itu jatuh kepada Meghan Markle, bukan Kate Middleton.

Namun menurut pemilik toko perhiasan Seven Stone di Inggris, Maxwell Stone, cincin tersebut sengaja diberikan anak bungsu Putri Diana itu agar kakaknya itu bisa melamar kekasihnya dengan perhiasan terbaik.

Baca juga: Jangan Salah Pilih, Kenali Perbedaan Cincin Tunangan dan Cincin Kawin

Cerita di balik cincin tunangan Putri Diana

Setelah berpacaran selama enam bulan, Lady Diana Spencer dan Pangeran Charles akhirnya mengumumkan pertunangannya ke muka publik pada 24 Februari 1981.

Tanggal yang juga menjadi hari lahir perhiasan legendaris yang kini menginspirasi banyak model cincin tunangan lainnya.

Diana muda kala itu dengan amat bangga memamerkan batu permata besar di jarinya kepada dunia, sembari berkata, "Ya, ini memang merupakan berlian dan safir yang sangat indah.”

Maxwell Stone mngenang momen ketika cincin tersebut mendapat banyak komentar buruk.

Baca juga: Deretan Aktris yang Perankan Putri Diana di Film, Siapa Paling Mirip?

Cincin tunangan 12 karat yang dikelilingi dengan 14 berlian itu bahkan sempat disebut sebagai “cincin rakyat jelata” karena desainnya dinilai tidak unik meskipun dibuat oleh mantan ahli perhiasan dari toko Crown, Garrard.

Cincin pertunangan Kate Middleton yang dulu dimiliki oleh Putri Dianapinterest Cincin pertunangan Kate Middleton yang dulu dimiliki oleh Putri Diana
Memang, Lady Diana memilih desainnya dari katalog perhiasan Garrard sehingga itu bukanlah cincin tunangan khusus seperti yang dikenakan oleh pengantin dari keluarga kerajaan lainnya.

Namun Pangeran Charles menyetujui pilihan calon istrinya itu karena desainnya mengingatkan pada bros Ratu Victoria yang kemudian diwariskan pada ibunya, Ratu Elizabeth.

Keputusan pasangan ini lah yang kemudian mengubah tren perhiasan di seluruh dunia dengan menjadikannya salah satu desain paling digemari sampai saat ini.

Baca juga: Putri Diana Ternyata Sudah Siapkan Rekaman untuk Masa Depan Anak-anaknya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau