Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak "Ngempeng" sampai Umur Berapa? Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com, 25 Oktober 2024, 12:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengempeng atau mengedot bisa membuat gigi berantakan, jika anak masih melakukannya sampai usia tertentu.

Namun, bukan berarti empeng tidak boleh diberikan. Sebab, mereka dapat membantu menenangkan anak yang rewel.

Empeng juga menjadi salah satu medium dalam pemberian susu, terutama bagi ibu yang tidak sempat menyusui secara langsung (direct breastfeeding atau DBF).

Lantas, sampai usia berapa anak boleh mengempeng? Berikut ulasannya.

Baca juga:

Anak ngempeng sampai umur berapa?

Sebetulnya, tidak ada patokan pasti terkait anak boleh mengempeng sampai usia berapa.

Menurut drg. Joshua Calvin, Sp.KGA, semuanya tergantung pada kegigihan orangtua yang secara perlahan mengimbau anak untuk berhenti mengempeng.

Namun, ia menyarankan agar anak berhenti mengempeng saat berusia empat tahun agar gigi tetap rapi.

"Ketika usia empat tahun, setop. Ini (susunan gigi) bisa 'agak' berubah, kembali normal, walau enggak 100 persen," ungkap Joshua dalam diskusi daring pada Kamis (24/10/2024).

Namun, lebih baik anak berhenti mengempeng saat usia 1,5 tahun atau dua tahun agar susunan gigi bisa sempurna.

"Melepas empeng di usia empat tahun, dengan melepas empeng di usia 1,5-2 tahun, itu luar biasa bedanya," kata Joshua.

Ia menambahkan, jika anak tidak meminta, sebaiknya orangtua tidak memperkenalkan empeng sejak awal.

Baca juga:

Meskipun, empeng bisa membuat anak tenang ketika rewel karena berkaitan dengan gerakan mengenyot yang mereka pelajari saat masih di dalam rahim.

"Sebenarnya, menurut saya lebih baik kalau anak tidak minta, jangan dikenalkan (empeng). Kalau masih bisa di-handling atau diberi distraksi, jangan dikenalkan," tuturnya.

Ketika bayi sudah lahir, gerakan mengempeng masih ada dan ditandai dengan kebiasaan anak mulai mengenyot jempol tangan.

Joshua mengatakan, ketika anak mulai menunjukkan kebiasaan itu, empeng boleh diberikan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau