Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Di-bully, Motivasi Sitha Turunkan Bobot hingga 20 Kg dalam Setahun

Kompas.com, 6 November 2024, 12:07 WIB
Silmi Nurul Utami,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bullying terhadap orang gemuk seringkali menjadi hal yang sulit dihindari, baik di sekolah, tempat kerja, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Pengalaman inilah yang dirasakan oleh Sitha Jen (23), seorang mahasiswa asal Purwokerto, yang kemudian menjadi motivasi kuat bagi dirinya untuk menjalani program diet dan mengubah gaya hidupnya.

"Jadi aku mutusin buat diet dan melakukan olahraga itu awalnya memang karena pem-bully-an yang aku dapet ketika aku di sekolah," ungkap Sitha dalam wawancara dengan Kompas.com, Minggu (27/10/2024).

Baca juga: Seperti Dialami Hanni NewJeans, Bullying Bisa Dikenali Lewat 7 Tanda Berikut

Mencoba berbagai metode diet

Dengan tinggi badan 160 sentimeter dan berat badan yang mencapai 85 kilogram, Sitha memulai perjalanan dietnya dengan mencoba berbagai metode melalui proses trial and error yang cukup panjang.

Awalnya, ia mencoba mengatur jam makan dengan pola makan tiga kali sehari, yakni jam 07.00, 12.00, dan 15.00.

Namun, kala itu Sitha tidak merasakan perubahan yang signifikan, sehingga ia pun mulai mencari alternatif lain.

Setelah mencoba berbagai metode diet dan olahraga, akhirnya ia menemukan cara yang cocok untuknya, yakni intermittent fasting atau puasa berselang. 

"Aku trial and error-nya lumayan banyak, dan yang cocok di aku itu intermittent fasting," ungkapnya.

Baca juga: Jadwal Diet Intermittent Fasting dan Manfatnya

Dengan metode ini, Sitha mengatur jendela makannya antara jam 12.00 hingga jam 15.00. Ia makan dua kali dalam jangka waktu tersebut dan tidak mengonsumsi makanan apapun di luar waktu tersebut.

Pada sesi pertama, ia mengonsumsi makanan sehat seperti sayur, kentang, dan telur. Sementara itu, pada sesi kedua, ia makan nasi dan makanan rumahan lainnya. 

Sitha juga menyadari pentingnya mencatat kalori agar tetap bisa menjaga pola makan dengan tepat.

"Penting banget untuk tetap tracking kalori, terutama saat aku dalam defisit kalori," jelasnya.

Dengan menggunakan aplikasi untuk memantau asupan kalori, Sitha memastikan kalori yang masuk tetap berada dalam batas yang tepat.

Dalam proses dietnya, ia membatasi asupan kalori dari yang seharusnya 2000 kalori menjadi 1800 kalori sehari.

Baca juga: Sukses Turun Bobot 15 Kg dalam 3,5 Bulan, Ini 4 Tips Defisit Kalori dari Maria

Meski mengurangi asupan kalori, Sitha tetap bisa menikmati makanan favoritnya seperti gorengan dan nasi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau