Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alergi Susu Sapi Bisa Sembuh jika Terus Mengonsumsinya, Mitos atau Fakta?

Kompas.com, 16 Desember 2024, 12:05 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alergi susu sapi bukan hanya mengganggu sistem pencernaan anak, melainkan juga bisa memicu ruam eksim, biduran, hingga gangguan pernapasan lainnya.

Namun, masih ada beberapa orang yang meyakini, jika terus mengonsumsi makanan pemicu alergi, bisa membuat tubuh menjadi kebal dan tidak lagi alergi.

Benarkah demikian?

Merespons pertanyaan tersebut, Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi Anak Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr.Sp.A(K), M.Kes menjelaskan, apabila anak memiliki alergi susu sapi, maka sangat wajib untuk menghindari pemicunya.

Baca juga: Waspadai, Munculnya Eksim Bisa Jadi Gejala Alergi Susu Sapi pada Anak

“Kalau sudah pasti alergi susu sapi, berarti anak harus menghindari makanan dan minuman yang mengandung susu sapi,” kata Budi dalam Media Briefing Kalbe Nutritionals Dukung Anak Alergi Susu Sapi Menjadi Generasi Anak Juara di Kuningan City Mall, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2024).

Ia mengimbau para orangtua, agar tidak memaksakan anak untuk mengonsumsi makanan pemicu alergi.

Sebab, tindakan tersebut tak serta merta membuat anak menjadi kebal terhadap susu sapi.

“Jangan sampai sudah tahu anaknya alergi, lalu terus diberikan. Hal ini tidak akan bikin anak jadi kebal atau sembuh dari alerginya,” jelas dia.

Membiarkan anak untuk minum susu sapi justru berpotensi memperparah kondisi alerginya.

Untuk itu, agar alergi anak bisa sembuh dan berkurang seiring bertambahnya usia, hindari pemicunya, serta cari alternatif lain yang bisa mencukupi kebutuhan gizinya.

“Khawatirnya justru akan semakin parah, karena alerginya terus kambuh, sebab tidak dihindari pemicunya,” tutur Budi.

Baca juga: Apakah Alergi Susu Sapi pada Anak Bisa Sembuh?

Ia menyarankan untuk memberikan ASI eksklusif, dengan catatan sang ibu harus pantang konsumsi makanan dan minuman dari olahan susu sapi.

Jika kondisi tidak memungkinkan memberikan ASI eksklusif, susu formula berbahan kedelai juga bisa jadi solusi alternatif bagi anak yang alergi susu sapi.

“Jangan khawatir, sekarang susu soya itu formulanya sudah dilengkapi kandungan DHA dan vitamin lainnya, tidak seperti zaman dulu yang susu soya hanya tepung kedelai saja,” tandas Budi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau