Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ariel Noah, Apakah Mungkin Ikut Maraton dengan Waktu Latihan Singkat?

Kompas.com, 8 Maret 2025, 21:45 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Penyanyi Ariel Noah baru saja menuntaskan maraton pertamanya di ajang Tokyo Marathon 2025. 

Di usianya yang 43 tahun, Ariel berhasil menyelesaikan jarak 42,57 kilometer dalam waktu hampir 6,5 jam. 

Menariknya, ia mengaku hanya berlatih beberapa bulan sebelum mengikuti ajang lari jarak jauh tersebut. 

Baca juga: Harry Styles Ikut Tokyo Marathon, Tampil Gaya dengan Kacamata Junya Racer

Hal ini pun menimbulkan pertanyaan, apakah latihan dalam waktu singkat cukup untuk mengikuti maraton?

Coach Adewan Putra (Kanan) saat membimbing latihan kekuatan otot di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2025).KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA Coach Adewan Putra (Kanan) saat membimbing latihan kekuatan otot di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2025).

Menanggapi hal tersebut, pelatih lari dan pembinaan jasmani Adewan Putra menegaskan, persiapan maraton tidak bisa hanya dinilai dari durasi latihan. 

Ada beberapa faktor lainnya yang menentukan durasi latihan seseorang untuk mengikuti maraton.

“Sebaiknya melihat persiapan maraton itu bukan hanya dari waktu latihannya, tetapi juga dari catatan kesehatannya. Kalau pesertanya sudah bugar, tidak masalah latihan sekitar 4 bulan saja,” ujar Adewan saat ditemui di Stadion Atletik Rawamangun, Jakarta Timur, pada Jumat (7/3/2025).

Adewan menjelaskan, setiap orang memiliki durasi latihan yang berbeda-beda. 

Sebab, setiap orang yang ingin ikut maraton harus melakukan latihan intensif dengan program yang sudah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tubuh.

“Durasi latihan untuk maraton itu berbeda-beda setiap orangnya, jadi harus dipersonalisasi sesuai kondisi tubuhnya,” katanya.

Baca juga: Bikin Orang Lain Semangat, Ariel Noah Punya Trik Khusus

Apabila seseorang sudah rutin berolahraga dan tubuhnya termasuk bugar, maka persiapan latihannya bisa saja kurang dari satu tahun.

Mengingat maraton bukan tantangan yang mudah, ia menyarankan agar pelatihan dilakukan secara intensif dan di bawah bimbingan profesional.

“Maraton itu enggak gampang, maka pastikan latihannya intensif dengan pelatih profesional yang berpengalaman dan tersertifikasi untuk melatih peserta maraton,” jelas Adewan.

Bagi pemula yang belum terbiasa berlari, persiapan maraton tentu membutuhkan waktu lebih panjang, bahkan bisa sampai 1 tahun dengan bantuan pelatih.

Para pemula pun lebih disarankan untuk mengikuti race dengan jarak yang pendek terlebih dahulu, tidak serta merta langsung ikut maraton.

Lebih jauh, Adewan mengimbau agar calon peserta maraton tidak memaksakan diri jika belum siap. 

“Menurut saya sangat penting untuk tahu kemampuan diri. Kalau dirasa belum cukup persiapan untuk maraton, silakan coba jarak yang lebih pendek dulu supaya bertahap,” tutupnya.

 Baca juga: Harry Styles Ikut Maraton Tokyo, Capai Finish dalam 3,5 Jam

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau