Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Libatkan Anak dalam Konflik Perceraian, Mengapa?

Kompas.com, 18 April 2025, 14:05 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com – Perceraian antara kedua orangtua bukanlah hal yang mudah untuk diterima oleh anak, terlebih jika perceraian tersebut tidak terjadi secara damai. 

Salah satu risiko yang sering terjadi adalah anak terseret ke dalam konflik antara ayah dan ibu.

Psikolog Klinis Maria Fionna Callista mengingatkan pentingnya menjaga posisi anak agar tetap netral saat orangtua mengalami perceraian.

Baca juga: Bukan Perceraian yang Buat Anak Terluka, tapi Cara Orangtua Menghadapi Konflik

“Orangtua harus menghindari anak berada di tengah-tengah dan anak tidak harus memilih antara si ayah atau si ibu,” jelas Fionna kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).

Menurut dia, anak tidak boleh diposisikan sebagai penyampai pesan dari satu orangtua ke orangtua lainnya. 

Hal ini hanya akan membuat anak merasa terbebani dan terjebak dalam konflik loyalitas terhadap orangtuanya.

“Anak itu posisinya harus netral. Maka jangan pernah memposisikan mereka sebagai penyampai pesan, misalnya ayah marah-marah sama ibu, tapi lewat anaknya atau sebaliknya,” ujarnya.

Bukan cuma itu, Fionna juga menekankan, anak tidak seharusnya dijadikan mata-mata atau hakim atas permasalahan orangtuanya. 

Menjadikan anak sebagai alat pengawas atau menanyakan soal siapa yang salah dan benar justru dapat menimbulkan kebencian anak terhadap salah satu pihak.

“Hindari menyuruh anak untuk mengawasi salah satu orangtuanya atau justru menjadikan dia pihak yang tidak netral dengan menanyakan, siapa yang benar atau salah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Fionna menyarankan orangtua untuk berusaha menjaga posisi anak agar tidak terbawa arus konflik.

Dengan komunikasi yang sehat dan batasan peran yang jelas, anak bisa tetap merasa aman dan tidak kehilangan hubungan emosional dengan kedua belah pihak.

“Sebisa mungkin mengusahakan kondisi anak netral dan menekankan bahwa ini hanya konflik antara orangtua, bukan antara anak dan orangtuanya,” pungkas Fionna.

 Baca juga: Cegah Anak Terjebak Konflik Loyalitas Usai Perceraian, Jangan Paksa Memilih Ayah atau Ibu

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau