Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ganjar Pranowo
Pendiri Yayasan Nalar Naluri Nurani

Gubernur Jawa Tengah Periode 2013-2023

Pola Asuh Buruk, Masa Depan Anak Tidak Terang

Kompas.com, 8 Mei 2025, 10:56 WIB
Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIADAAN ayah atau Fatherless adalah masalah besar pola asuh keluarga kita. Pangkal soalnya adalah pandangan: ibu ngurus anak, ayah cari uang. Padahal tanpa ayah, perkembangan emosional anak terganggu.

Saya bukan psikolog, juga bukan peneliti psikologi. Namun, saya sering bertanya kepada ahlinya dan diskusi dengan kawan-kawan yang aktif di yayasan.

Mereka berbagi pengetahuan, pengalaman, bahkan mengajari saya tentang berbagai masalah kesehatan mental, termasuk rujukan ilmu pengetahuannya.

Perkenankan saya berbagi sedikit teori psikologi tentang pola asuh keluarga secara singkat. Tujuannya sekadar mempermudah memahami masalah kesehatan mental akibat pola asuh anak dalam keluarga kita.

Dari situ akan ketahuan betapa gawatnya masalah yang menerpa anak-anak kita.

Saya suka mengutip teori pola asuh yang digagas Diana Baumrind (1971). Berdasar kehangatan dan kontrol, dia membedakan empat jenis pola asuh: otoritatif (demokratis), otoritarian (otoriter), permisif (pemanjaan), dan neglectful (pengabaian).

Dalam pola asuh otoritatif, orangtua hangat dengan anak; memberi perhatian, tetapi tetap melakukan kontrol.

Orangtua paham betul perilaku anaknya. Mereka mau mendengarkan anak, menyediakan diri untuk berdiskusi dan berdebat, tetapi mereka tidak pernah meninggalkan kontrol atas anak.

Dampaknya, anak cenderung mandiri, percaya diri, dan sukses secara sosial.

Baca juga: Jangan Lupa, Bulan Kesadaran Kesehatan Mental

Dalam pola asuh otoriter, orangtua mengembangkan komunikasi satu arah kepada anak. Mereka tidak mau mendengarkan suara anak, sebalikya memberikan perintah yang harus dijalankan anak.

Orangtua menundukkan anak dengan hukuman apabila melawan atau melanggar aturan. Dampaknya, anak patuh, tetapi kurang percaya diri, dan cenderung cemas.

Dalam pola asuh permisif, orangtua mencurahkan kasih sayang dan memanjakan anak tanpa memberikan kontrol. Anak membuat keputusan tanpa masukan dan pertimbangan orangtua sehingga tidak punya rujukan norma dan nilai.

Dampaknya, anak kurang disiplin dan sulit mengendalikan diri.

Dalam pola asuh pengabaian, orangtua abai terhadap anak, tidak mencurahkan kasih sayang maupun memberikan kontrol terhadap anak. Anak dibiarkan mengikuti aturan, norma, dan nilai-nilai sendiri.

Dampaknya, anak sering bermasalah secara emosional dan sosial, tidak tahu harus berbuat apa nantinya.

Halaman:


Terkini Lainnya
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau