Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesehatan Mental Pekerja Bisa Dongkrak Produktivitas Perusahaan, Ini Kata Psikolog

Kompas.com, 15 Oktober 2025, 17:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesehatan mental memengaruhi performa pekerja di sebuah perusahaan. Psikolog klinis Karina Negara, M.Psi. menuturkan, hubungan antara kesehatan mental karyawan dengan produktivitas perusahaan sangatlah tinggi.

Produktivitas sebuah perusahaan akan meningkat kalau kesehatan mental pegawainya juga baik,” tutur Karina yang juga co-founder platform konseling KALM ini dalam talkshow bertajuk “Beauty That Moves” yang diselenggarakan oleh L’Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Baca juga:

Produktivitas menurun bila kesehatan mental pekerja buruk

Stres yang dibiarkan bisa berujung burnout

Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L'Oreal Indonesia, Melanie Masriel (kiri) dan psikolog klinis sekaligus co-founder KALM, Karina Negara, M.Psi. (kanan), dalam talkshow bertajuk ?Beauty That Moves? yang diselenggarakan oleh L'Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).dok. L'Oreal Indonesia Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L'Oreal Indonesia, Melanie Masriel (kiri) dan psikolog klinis sekaligus co-founder KALM, Karina Negara, M.Psi. (kanan), dalam talkshow bertajuk ?Beauty That Moves? yang diselenggarakan oleh L'Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Tak sedikit yang menganggap bahwa kesehatan mental tidak perlu dirawat, terutama ketika karyawan masih bisa bekerja. Padahal stres yang dibiarkan bisa berujung pada burnout.

Burnout adalah kelelahan fisik atau emosional, yang disertai dengan penurunan motivasi dan kinerja, serta munculnya sifat negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Karyawan mungkin produktif saat awal bekerja, tapi produktivitas bakal menurun seiring bertambahnya stres. Produktivitas bisa berhenti pula saat mereka sudah mencapai titik burnout.

“Jadi harus selaras merawat kesehatan mental pegawai (dengan menjaga produktivitas karyawan) karena ini demi keuntungan kok. Biar untung, investasikanlah uangmu di merawat kesehatan mental pegawaimu supaya kamu untung,” kata Karina.

Pasalnya, burnout bisa menjadi “harga” yang mahal yang harus dibayar oleh sebuah perusahaan.

Baca juga:

Ilustrasi bekerja. Ilustrasi komunikasi. 15 Kalimat yang Sering Diucapkan Orang Cerdas dalam Percakapan Sehari-hariDok. Freepik/pressfoto Ilustrasi bekerja. Ilustrasi komunikasi. 15 Kalimat yang Sering Diucapkan Orang Cerdas dalam Percakapan Sehari-hari

Produktivitas karyawan yang menurun bakal memengaruhi produktivitas perusahaan secara keseluruhan, yang bisa berujung pada kerugian.

Mendingan dia (karyawan) cuti rutin sehingga dia bisa merawat dirinya dengan baik, terus kerjanya bagus," kata Karina.

"Daripada, misalnya, enggak cuti sama sekali, dia tumbang, dan enggak bisa masuk kerja sebulan. Malah produktivitasnya nol,” tambahnya. 

Dengan demikian, menjaga kesehatan mental karyawan tidak hanya merupakan bentuk kepedulian, tapi juga investasi penting bagi keberlangsungan perusahaan.

Ketika pegawai memiliki kondisi mental yang baik, mereka bisa bekerja lebih produktif, kreatif, dan bersemangat.

Sebaliknya, stres dan burnout yang dibiarkan justru dapat menurunkan kinerja dan merugikan perusahaan. 

Baca juga:

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau