Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda Seseorang Terobsesi dengan Rutinitas Kecantikan Menurut Psikolog

Kompas.com, 16 Oktober 2025, 10:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadikan rutinitas kecantikan sebagai bentuk self-care tak masalah, kecuali ketika kamu sudah terobsesi dengan rutinitas kecantikan tersebut.

Psikolog klinis Karina Negara, M.Psi. mengatakan, tanda seseorang sudah terobsesi dengan rutinitas kecantikan adalah ketika ia sudah tidak bisa berfungsi dalam kesehariannya.

Baca juga:

“Tanda-tanda orang sudah terobsesi banget sama rutinitas kecantikannya sebenarnya kalau tanpa produk kecantikan tertentu, dia enggak bisa berfungsi,” ujar Karina yang juga co-founder platform konseling bernama KALM ini dalam talkshow bertajuk “Beauty That Moves” yang diselenggarakan oleh L’Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Bahaya terobsesi dengan rutinitas kecantikan

Tidak bisa berfungsi jika tidak skincare-an

Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L'Oreal Indonesia, Melanie Masriel (kiri) dan psikolog klinis sekaligus co-founder KALM, Karina Negara, M.Psi. (kanan), dalam talkshow bertajuk ?Beauty That Moves? yang diselenggarakan oleh L'Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).dok. L'Oreal Indonesia Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L'Oreal Indonesia, Melanie Masriel (kiri) dan psikolog klinis sekaligus co-founder KALM, Karina Negara, M.Psi. (kanan), dalam talkshow bertajuk ?Beauty That Moves? yang diselenggarakan oleh L'Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Self-care adalah perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, sekaligus menurunkan tingkat stres yang sedang dirasakan.

Apabila ada orang terdekat yang dicurigai terobsesi dengan rutinitas kecantikan, kamu perlu melihat peran orang tersebut dalam kesehariannya. Misalnya, jika ia seorang ibu rumah tangga, tentunya perannya bakal melibatkan lebih banyak pekerjaan rumah tangga.

Sementara itu, untuk peran sebagai mahasiswa, tentu bakal melibatkan lebih banyak kegiatan kampus, seperti pergi kuliah, mengerjakan tugas, atau mengurus skripsi.

“Kita cek fungsional dia sehari-hari seperti apa, misalnya mereka sampai jadi kuliah karena terobsesi (harus menggunakan produk kecantikan), atau uang yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan primer malah dialihkan ke kebutuhan yang enggak primer (produk kecantikan),” jelas Karina.

Pada seseorang yang punya obsesi terhadap rutinitas kecantikan, ia tidak akan sampai menangis atau enggan keluar rumah jika tidak memakai salah satu produk kecantikan yang sering digunakan. 

Baca juga:

Rutinitas kecantikan bisa jadi bentuk self-care, tapi kalau sudah bikin kamu tidak bisa berfungsi tanpa produk tertentu, itu tanda obsesi.iStockphoto/marchmeena29 Rutinitas kecantikan bisa jadi bentuk self-care, tapi kalau sudah bikin kamu tidak bisa berfungsi tanpa produk tertentu, itu tanda obsesi.

Padahal, pada orang-orang yang hanya menjadikan rutinitas kecantikan sebagai self-care, mereka tetap bisa berfungsi, meskipun tidak memakai salah satu produk kecantikan atau tidak memakai makeup

“Tanpa ini (produk kecantikan), kalau normal masih bisa berfungsi. Tapi kalau sudah terobsesi, kalau mereka enggak beli atau pakai produk kecantikan, mereka tidak berfungsi,” pungkas Karina.

Menjaga kecantikan adalah hal wajar, tapi penting untuk tahu batasnya. Jika rutinitas kecantikan sudah membuatmu tidak bisa berfungsi tanpa produk tertentu, itu bukan lagi self-care, melainkan obsesi.

Belajarlah menikmati proses merawat diri dengan sehat, bukan dengan tekanan untuk selalu sempurna.

Baca juga:

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau