Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tanda Seseorang Terobsesi dengan Rutinitas Kecantikan Menurut Psikolog

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadikan rutinitas kecantikan sebagai bentuk self-care tak masalah, kecuali ketika kamu sudah terobsesi dengan rutinitas kecantikan tersebut.

Psikolog klinis Karina Negara, M.Psi. mengatakan, tanda seseorang sudah terobsesi dengan rutinitas kecantikan adalah ketika ia sudah tidak bisa berfungsi dalam kesehariannya.

  • Cara Mengatasi Flek Hitam di Wajah Menurut Dokter, Ini 4 Langkah Skincare Wajib
  • 6 Kesalahan Skincare yang Bikin Flek Hitam di Wajah Makin Parah

“Tanda-tanda orang sudah terobsesi banget sama rutinitas kecantikannya sebenarnya kalau tanpa produk kecantikan tertentu, dia enggak bisa berfungsi,” ujar Karina yang juga co-founder platform konseling bernama KALM ini dalam talkshow bertajuk “Beauty That Moves” yang diselenggarakan oleh L’Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Self-care adalah perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, sekaligus menurunkan tingkat stres yang sedang dirasakan.

Apabila ada orang terdekat yang dicurigai terobsesi dengan rutinitas kecantikan, kamu perlu melihat peran orang tersebut dalam kesehariannya. Misalnya, jika ia seorang ibu rumah tangga, tentunya perannya bakal melibatkan lebih banyak pekerjaan rumah tangga.

Sementara itu, untuk peran sebagai mahasiswa, tentu bakal melibatkan lebih banyak kegiatan kampus, seperti pergi kuliah, mengerjakan tugas, atau mengurus skripsi.

“Kita cek fungsional dia sehari-hari seperti apa, misalnya mereka sampai jadi kuliah karena terobsesi (harus menggunakan produk kecantikan), atau uang yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan primer malah dialihkan ke kebutuhan yang enggak primer (produk kecantikan),” jelas Karina.

Pada seseorang yang punya obsesi terhadap rutinitas kecantikan, ia tidak akan sampai menangis atau enggan keluar rumah jika tidak memakai salah satu produk kecantikan yang sering digunakan. 

Padahal, pada orang-orang yang hanya menjadikan rutinitas kecantikan sebagai self-care, mereka tetap bisa berfungsi, meskipun tidak memakai salah satu produk kecantikan atau tidak memakai makeup. 

“Tanpa ini (produk kecantikan), kalau normal masih bisa berfungsi. Tapi kalau sudah terobsesi, kalau mereka enggak beli atau pakai produk kecantikan, mereka tidak berfungsi,” pungkas Karina.

Menjaga kecantikan adalah hal wajar, tapi penting untuk tahu batasnya. Jika rutinitas kecantikan sudah membuatmu tidak bisa berfungsi tanpa produk tertentu, itu bukan lagi self-care, melainkan obsesi.

Belajarlah menikmati proses merawat diri dengan sehat, bukan dengan tekanan untuk selalu sempurna.

  • Cara Mencegah Jerawat agar Tidak Muncul Lagi, Tak Cuma Skincare
  • 10 Ide Hadiah Paling Pas untuk Zodiak Leo, Ada Skincare

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/10/16/103500420/tanda-seseorang-terobsesi-dengan-rutinitas-kecantikan-menurut-psikolog

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com