Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Rokok Elektronik Bisa Sebabkan Anak Keracunan

Kompas.com, 18 Mei 2017, 12:30 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Anda mungkin sudah tahu zat-zat yang bersifat racun bagi anak-anak. Namun, ada beberapa bahan kimia berbahaya yang ternyata sering dijangkau anak-anak.

Pada tahun 2015, American Association of Poison Control Centers menangani sekitar 2,2 juta kasus keracunan. Hampir setengahnya melibatkan anak-anak berusia di bawah enam tahun.

Demi keamanan anak-anak, sebagai orangtua tentu kita sudah meletakkan zat-zat berbahaya dari jangkauan anak-anak, misalnya saja bahan pembersih, obat-obatan, atau pestisida. Tetapi, ada zat beracun lain yang sering tidak disadari sehingga penempatannya sembarangan.

1. Rokok elektronik
Peralatan rokok elektronik dan nikotin cair sangat berbahaya untuk anak. Nikotin biasanya terasa tidak enak sehingga anak-anak tak akan menelan banyak. Tetapi, nikotin cair pada komponen vape memiliki konsentrasi sangat tinggi, bahkan dalam jumlah kecil.

Dengan demikian, walau anak baru mencecapnya saja efeknya bisa berbahaya. "Jika anak menelan nikotin cair, efek sampingnya bisa detak jantung naik, otot berkedut, muntah, dan berkeringat," kata Matt Noble, dokter ahli gawat darurat.

Ia mengatakan, jika cairan terkena kulit bisa menyebabkan sensasi terbakar. Tetapi, apa yang akan dirasakan anak tergantung pada seberapa banyak cairan yang tertelan dan konsentrasinya.

2. Minyak esensial
Minyak esensial, seperti lavender, peppermint, atau tea tree, adalah produk alami yang diambil dari tanaman sehingga orang mengiranya aman. Namun, minyak esensial yang diletakkan sembarangan ada kemungkinan ditelan anak-anak.

Tergantung pada seberapa banyak paparan minyak ini, tapi jika tertelan bisa membuat anak muntah, sakit perut, gangguan pernapasan dan sistem saraf pusat, kejang, bahkan koma. Bila anak mencoba menelan minyak ini namun tersedak, cairannya bisa ada yang masuk ke paru-paru dan menyebabkan radang paru.

Perlakukan minyak esensial seperti obat, hanya dikeluarkan saat akan digunakan. Simpan di dalam kabinet tertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak.

Thinkstockphotos Ilustrasi
3. Kosmetik dan perawatan kulit
Produk kosmetik dan perawatan kulit juga menjadi salah satu penyebab tersering keracunan pada anak-anak. Bagaimana pun produk ini mengandung banyak zat kimia.  Bila anak Anda masih balita, simpanlah produk kosmetik Anda di tempat yang sulit dijangkau.

4. Obat-obatan untuk hewan peliharaan
Seperti halnya obat untuk manusia, obat untuk binatang kesayangan Anda juga harus diperlakukan sama dalam hal penempatannya.

Menurut data di Amerika Serikat, kasus keracunan obat hewan peliharaan pada anak biasanya terjadi ketika orangtuanya sedang memberi obat pada hewan. Ada kemungkinan obat yang diberikan tersebut dikeluarkan kembali dan ditemukan balita saat ia mengeksplor lantai.

Segera cuci tangan anak dengan sabun bila ia menyentuh krim atau obat-obatan untuk hewan.

5. Kamper dan detergen
Bentuk kamper yang berwarna warni memang menarik untuk anak dan sering dikira permen. Demikian juga dengan detergen yang juga tersedia dalam kemasan plastik kecil berwarna mencolok.

Selain meletakannya di tempat tertutup, sebaiknya jika di rumah ada balita, gunakan produk kamper yang berwarna polos.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau