Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Trauma Anak-anak yang Orangtuanya Pecandu Narkoba

Anak-anak yang hidup dalam kondisi tersebut juga akan dipaksa untuk menyangkal apa yang mereka lihat, rasakan, dan ketahui.

Hal tersebut bisa memberi beban psikologi yang berat bagi anak-anak. Faktanya, sebagian besar anak-anak pecandu narkoba dan alkohol menyangkal orangtuanya punya masalah ketergantungan.

Anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua dengan masalah kecanduan juga sering menjadi korban kekerasan fisik. Kebutuhan mereka akan kasih sayang dan perlindungan juga sering diabaikan.

Anak mungkin akan merasa malu untuk mengakui kondisi keluarganya. Mereka juga sering dihantui rasa bersalah dan kesepian. Banyak yang akhirnya tumbuh menjadi orang yang mengandalkan diri sendiri dan menghindari orang lain berkuasa atas dirinya lagi.

Karena perilaku seorang pecandu sulit diprediksi, anak-anak akan terus hidup dalam ketakutan dan belajar tanda-tanda bahaya. Mereka pun akan mengalami kecemasan konstan sampai dewasa. Mereka juga akan sulit percaya pada orang lain dan terbiasa menyangkal apa yang dirasakan. Dalam kondisi yang ekstrem, mereka akan menumpulkan emosinya.

Kebanyakan anak-anak yang punya orangtua pecandu juga akan mengalami sindrom stres pascatrauma (PTSD) dengan kenangan yang menyakitkan.

Penelitian juga menemukan ada kaitan langsung antara status kesehatan yang buruk saat dewasa dengan trauma masa kecil.

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/08/05/190000020/trauma-anak-anak-yang-orangtuanya-pecandu-narkoba-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com