Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak Kurang Tidur: Dari Cepat Pikun Sampai Depresi

Tapi awas. Akibat kurang tidur tidak hanya membuat Anda jadi lesu dan mengantuk sepanjang hari, fungsi otak juga ikut merosot tajam sehingga dapat memicu munculnya beragam masalah kesehatan mental. Apa saja masalah kejiwaan yang mungkin terjadi akibat kurang tidur?

1. Otak jadi lambat

Para peneliti telah menemukan bahwa akibat kurang tidur dapat menyebabkan kewaspadaan dan konsentrasi otak menurun. Tak heran jika setelah berjam-jam (atau bahkan berhari-hari) tidak tidur nyenyak, Anda jadi suka bingung sendiri, gampang lupa, dan sulit berpikir jernih.

Dalam dunia medis, kondisi gangguan berpikir akibat otak yang kelelahan ini sering disebut sebagai brain fog. Tapi Anda mungkin lebih familiar dengan istilah lemot. Otak yang lemot membuat Anda kesulitan mengambil keputusan penting.

Meski terkesan sepele, brain fog ini tidak boleh disepelekan karena bisa jadi merupakan gejala awal dari penyakit demensia.

2. Gampang lupa

Ketika Anda mengantuk, Anda cenderung gampang lupa. Selain karena konsentrasi dan fokus otak yang memburuk, akibat kurang tidur, ingatan juga perlahan memburuk.

Pasalnya selama Anda tidur, saraf-saraf dalam otak yang menyimpan ingatan punya kesempatan memperbaiki diri.

Seorang ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Amerika Serikat (AS), dr. Avelino Verceles, mengatakan, “Saat tidur, otak merekam berbagai hal yang telah kita pelajari dan alami seharian ke dalam ingatan jangka pendek.” (Itu sebabnya Anda juga tidak boleh pergi tidur dalam keadaaan marah)

3. Sulit menerima informasi baru

Kurang tidur bisa memengaruhi kemampuan Anda untuk memahami informasi baru lewat dua cara. Pertama, Anda akan menjadi tidak fokus sehingga sulit untuk menerima informasi baru. Dengan begitu, Anda tidak dapat belajar dengan efisien.

Kedua, seperti yang telah disebutkan di atas, kurang tidur berdampak pada kemampuan mengingat. Daya ingat yang lemah akan mempersulit Anda untuk menyimpan informasi baru yang Anda pelajari ke dalam ingatan.

4. Memicu penyakit mental

Kurang tidur memang bukan penyebab langsung dari gangguan kejiwaan. Meskipun begitu, beragam penelitian menemukan adanya potensi besar kemunculan beberapa penyakit mental, seperti depresi, ADHD, gangguan kecemasan, dan gangguan bipolar sebagai akibat kurang tidur.

Studi lain menemukan bahwa masalah gangguan tidur terjadi sebelum munculnya depresi. Selain itu, penderita depresi yang mengalami insomnia akan lebih sulit disembuhkan dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami insomnia.

Pada sebuah penelitian, para ahli menemukan bahwa insomnia dan gangguan tidur lainnya mungkin memperparah episode mania (manic) atau depresi (depressive) pada pasien dengan gangguan bipolar. Kurang tidur itu sendiri dipercaya dapat memicu episode mania, yaitu fase ledakan emosi atau perilaku yang tak terkendali.

Akibat kurang tidur juga dapat memicu gangguan kecemasan. Satu studi melaporkan bahwa sekitar 27 persen pasien dengan gangguan kecemasan diawali dengan insomnia yang membuat seseorang susah tidur.

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/09/07/175433920/dampak-kurang-tidur-dari-cepat-pikun-sampai-depresi

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com