KB dan Kehamilan Tak Direncanakan

Setiap tahun, 41 persen dari 208 juta kehamilan di dunia merupakan kehamilan yang tidak direncanakan. Dan hampir setengah dari kehamilan tak terencana itu berakhir dengan aborsi.

Kehamilan tidak direncanakan merupakan kondisi pasangan tidak menginginkan kehamilan, belum mau menambah anak, atau kehamilan terjadi lebih awal dari rencana.

Kehamilan yang tidak direncanakan dapat terjadi karena tidak menggunakan kontrasepsi, tidak konsisten memakai kontrasepsi, atau penggunaan metode KB yang tidak tepat.

Kehamilan tak direncanakan terkait erat dengan masalah kesehatan pada ibu dan bayi karena kondisi ibu mungkin kurang optimal untuk mengandung. Akibatnya ibu rentan mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan, serta bayi yang dilahirkan pun kurang sehat.

Angka kehamilan tak direncanakan di Indonesia ternyata cukup tinggi. Menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2016, setiap tahun terdapat 4 juta kelahiran dan 14 persen dari kelahiran tersebut merupakan kehamilan tak direncanakan.

Penggunaan kontrasepsi dapat mencegah 188 juta kelahiran tidak direncakan setiap tahunnya, mengurangi 112 juta aborsi, 1,1 juta kematian bayi, dan 150 ribu kematian ibu.

Hari Kontrasepsi Sedunia dirayakan setiap tanggal 26 September. Pada tahun ini, agenda dunia yang tergabung dalam World Contraception Day (WCD) Coalition berfokus pada peningkatan kesadaran berkontrasepsi seluruh masyarakat dunia untuk mengatasi masalah kehamilan tidak direncanakan.