Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kandidat yang Tepat untuk Mendapat ASI dari Donor

Informasi mengenai pencarian donor ASI melalui media sosial sudah sering kita dapatkan. Biasanya bayi yang ibunya meninggal dunia, sakit, atau ASI-nya belum keluar, merupakan kandidat yang sering mencari donor ASI. Dalam waktu singkat, biasanya pendonor akan merespon permintaan tersebut.

Kemudahan mencari dan memberikan ASI dari donor, dinilai Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia dr.Elizabeth Yohmi, Sp.A, memiliki sisi positif dan negatif.

Sebagai makanan bayi, ASI memang yang mudah diterima oleh pencernaan bayi. Manfaat ASI dalam tumbuh kembang bayi juga tak terbantahkan.

"ASI dari donor memiliki manfaat pengobatan untuk penyakit infeksi pada bayi, bayi yang lahir prematur, penyembuhan setelah operasi usus, pada bayi dengan kelainan metabolisme, atau bayi dengan alerti protein susu sapi berat," kata dokter yang biasa disapa Yohmi ini.

Walau demikian, Yohmi mengingatkan bahwa ASI adalah produk darah yang juga bisa mentransfer berbagai penyakit.

Kasus yang paling sering ditemui adalah penularan virus CMV, hepatitis B dan C, dan  HTLV (virus pemicu leukemia dan limfoma),” jelas dokter dari RS.Carolus Jakarta ini.

Untuk itu, idealnya ASI dari donor harus melalui proses screening untuk mengetahui apakah ibu yang mendonorkan ASI-nya memiliki penyakit menular atau tidak.

Badan Pencegahan dan Penularan Penyakit Amerika Serikat (CDC) tidak merekmondasikan ASI donor tanpa didahului screening.

Hasil penelitian tahun 2010 pada 1091 donor ASI ditemukan sekitar 3,3% hasil skrining serologi menemukan kandungan virus sifilis, hepatitis B, hepatitis C,HTLV dan HIV. Dan penelitian penelitian lain, hasil skrining pada 810 ASI yang belum dipasteurisasi, ditemukan pertumbuhan berbagai bakteri.

“Jadi tidak semudah itu memberikan donor ASI. Belum lagi bicara penyimpanan dan idealnya  pengiriman harus diperlakukan seperti darah. Yaitu disimpan dalam kotak pendingin khusus dan petugas pengelolaaannya menggunakan alat pelindung diri,” ujarnya.

Ia menambahkan, kemudahan mendapat donor ASI juga sering membuat seorang ibu menjadi malas berusaha memberikan ASI dan mengandalkan donor.

"Seharusnya saat masa kehamilan ibu mempersiapkan diri mengikuti kelas laktasi setidaknya dua kali. Sehingga ibu siap menghadapi berbagai kondisi yang bisa terjadi saat memberikan ASI," ujarnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/10/16/143700520/kandidat-yang-tepat-untuk-mendapat-asi-dari-donor

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com